Rupiah menguat terhadap dolar AS dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu perlemahan data-data ekonomi dan inflasi AS yang rilis tadi malam
Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Kamis ditutup menguat dipengaruhi oleh penurunan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Amerika Serikat (AS) April 2024.

Pada akhir perdagangan Kamis, kurs rupiah meningkat 104 poin atau 0,65 persen menjadi Rp15.924 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.028 per dolar AS.

"Rupiah menguat terhadap dolar AS dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu perlemahan data-data ekonomi dan inflasi AS yang rilis tadi malam dan proyeksi peningkatan klaim pengangguran AS sehingga menambah optimisme pasar terhadap proyeksi penurunan suku bunga di bulan September," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova kepada ANTARA di Jakarta, Kamis.

Rully mengatakan data IHK AS April 2024 sesuai dengan ekspektasi pasar sebesar 3,4 persen secara tahunan, turun dari sebelumnya 3,5 persen.

Sedangkan penjualan ritel AS bulanan per April 2024 tidak tumbuh. Dengan demikian, keyakinan pelaku pasar mengenai penurunan bunga September 2024 sebesar 72,4 persen naik dari 65,09 persen.

Dari domestik, data neraca perdagangan Indonesia yang surplus sepanjang empat tahun berturut turut, mendukung penguatan rupiah terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus selama empat tahun berturut-turut dengan nilai kumulatif sebesar 157,21 miliar dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Kamis melonjak ke level Rp15.944 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.070 per dolar AS.

Baca juga: Rupiah naik di tengah surplus neraca perdagangan domestik
Baca juga: Rupiah meningkat setelah rilis Indeks Harga Produsen AS yang menguat

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2024