Nouakchott (ANTARA News) - Partai berkuasa Mauritania Uni Partai Republik (UPR) memenangkan mayoritas mutlak di parlemen setelah putaran kedua pemilihan legislatif, menurut hasil yang disiarkan Minggu.

UPR tampil kembali dalam pemilu Sabtu dengan kemenangan seperti yang dicapai pada pemungutan suara putaran pertama 23 November setelah diboikot oleh beberapa partai oposisi, terutama republik Muslim, di bekas koloni Prancis di pantai barat gurun Sahara itu.

Menurut hasil penghitungan suara Minggu, yang belum memutuskan 26 kursi, UPR mengusai 74 dari 147 kursi - anggota Majelis Nasional.

Sekutu-sekutu dari partai yang lebih kecil mendorong total kekuatan legislatif partai yang berkuasa menjadi 108 kursi.

Pihak oposisi meraih 37 kursi, 16 dari mereka diambil oleh satu partai Islam, Tewassoul, yang mengambil bagian dalam pemilihan umum untuk pertama kalinya.

Tewassoul mengklaim pemilu telah dirusak oleh kecurangan.

Setelah kemerdekaan dari Prancis pada tahun 1960 dan kemudian pemerintah satu partai Moktar Ould Daddah digulingkan pada tahun 1978, Mauritania memiliki serangkaian penguasa militer sampai pemilu multi-partai pertama pada tahun 1992.

Pemilu terbaru ini dipandang sebagai uji kekuatan bagi Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz lima tahun setelah ia tampil berkuasa melalui kudeta, dan empat tahun setelah dia memenangkan pemungutan suara yang secara luas diperebutkan.

Mauritania dipandang sebagai strategis penting dalam perang melawan Kelompok Al-Qaida di perbatasannya sendiri, serta di negara tetangga Mali dan di seluruh wilayah Sahel Afrika.

(Uu.H-AK)

Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2013