Jakarta (ANTARA) - Staf Ahli Menteri Koperasi dan UKM Riza Damanik mengatakan bahwa Kementerian Koperasi dan UKM tengah fokus menciptakan lapangan kerja kelas menengah untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju.

Riza, dalam Media Gathering di Kabupaten Bogor, Kamis, mengatakan bahwa menciptakan lapangan kerja kelas menengah ini menjadi penting karena struktur ekonomi Indonesia saat ini didominasi oleh usaha mikro dengan proporsi 99,62 persen.

Kemudian, usaha kecil 0,30 persen, usaha menengah 0,06 persen, sedangkan usaha besar hanya 0,01 persen. Dengan struktur ekonomi seperti ini, menurut Riza, cukup sulit untuk membawa Indonesia bisa menjadi negara maju pada 2045.

"Itulah kenapa salah satu pekerjaan besar yang sedang Kemenkop UKM lakukan saat ini adalah bagaimana menciptakan lapangan pekerjaan kelas menengah, yang memiliki pendapatan per kapitanya tinggi, penyerapan tenaga kerjanya luas, inklusivitas, terjadi hilirisasi dan SDM yang memiliki kemampuan inovasi teknologi yang mumpuni," ujarnya.

Menurut Bank Dunia, pekerjaan kelas menengah adalah pekerjaan yang memberikan sang pekerja penghasilan cukup untuk menikmati standar kehidupan kelas menengah bagi keluarganya.

Mengutip catatan Bank Dunia pada 2019, di antara 85 juta pekerja Indonesia berpenghasilan (pegawai dengan upah, pekerja lepas, dan wirausahawan), hanya 13 juta (15 persen) pekerja memiliki penghasilan yang cukup untuk keluarga dengan anggota empat orang untuk menjalankan kehidupan kelas menengah.

Oleh karena itu, salah satu fokus utama Kemenkop UKM adalah membangun pabrik skala menengah, yang diharapkan dapat meningkatkan kapasitas para pelaku usaha --yang sebagian besar adalah usaha mikro dan kecil-- untuk menghasilkan produk bernilai tambah dan mendorong mereka untuk beralih dari sekadar menjual produk mentah.

Namun, Riza menuturkan bahwa menciptakan lapangan kerja menengah ini menghadapi sejumlah tantangan. Salah satunya adalah kurangnya minat generasi muda untuk terjun ke sektor strategis nasional, seperti pertanian, perikanan, dan peternakan.

Baca juga: Indef: Inkonsistensi struktur ekonomi jadi faktor "middle income trap"

Baca juga: Kemenkop UKM ajak startup bertemu global venture capital


Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023, proporsi pemuda di sektor pertanian masih rendah, di mana pada tahun 2023 hanya 19,2 persen, berbanding terbalik dengan proporsi pemuda di sektor jasa dan perdagangan yang mencapai 56,46 persen.

Riza mengatakan Kemenkop UKM berupaya mendorong partisipasi anak muda di setiap daerah untuk terlibat di sektor-sektor produktif. Contohnya, di Sulawesi Utara yang memiliki sentra kelapa, Kemenkop UKM mendorong pengelolaan sentra kelapa yang sudah ada ini dengan memanfaatkan inovasi teknologi oleh anak muda.

Keterlibatan ini diharapkan dapat menghasilkan produk turunan kelapa yang dapat menghasilkan nilai tambah.

Di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara, ada sentra cabai, lalu sentra kulit di Garut, sentra bambu di NTT. Ini sesungguhnya sudah ada aktivitas ekonomi yang telah berlangsung lama, tetapi begitu-begitu saja, ucapnya.

"Apabila kita konsisten dengan pekerjaan berpendapatan menengah seharusnya yang biasa-biasa ini diperkuat dengan inovasi teknologi oleh anak-anak muda sehingga produk yang lahir itu tidak sekadar cabai mentah lagi," tutur dia.

Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Chandra Hamdani Noor
Copyright © ANTARA 2024