Pandeglang (ANTARA News) - Jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Banten berhasil menangkap 13 warga Srilangka yang diduga kuat menjadi anggota gerilyawan Macan Tamil di Hotel Reno, Kecamatan Sumur, Pandeglang, Banten. "Mereka ditangkap saat sedang istirahat setelah perahu yang mereka tumpangi terdampar di pantai setempat pukul 11.00 WIB, Selasa kemarin. Setelah diperiksa, ternyata mereka merupakan imigran gelap dari Srilangka, karena tak memiliki dokumen keimigrasian sama sekali," kata Bripda Cecep, anggota Direktorat Intel dan Keamanan (Dirintelkam) Polda Banten yang memimpin penangkapan, Rabu. Menurut dia, dari keterangan Surrenthiran (28), pemimpin rombongan, saat perahu terdampar sebetulnya jumlah mereka mencapai 20 orang, namun tujuh orang lainnya sempat melarikan diri dari hotel sesaat sebelum polisi datang. "Karena itulah, saat ini kami sedang memfokuskan pencarian untuk mengejar ketujuh tersangka yang lari ke arah Kabupaten Lebak," katanya. Sejumlah 13 imigran gelap yang ditangkap tersebut rata-rata berambut pendek dan berbadan kekar, serta masih berusia muda sehingga aparat menduga mereka merupakan anggota gerilyawan Macan Tamil yang melarikan diri dari negerinya. "Hasil pemeriksaan sementara, katanya mereka semula akan menuju Australia, tapi perahu mereka yang kecil dijejali dengan penumpang dan awaknya sebanyak 20 orang keburu dihantam badai, dan terdampar di perairan Banten Selatan," kata Cecep. Sebanyak 13 orang yang berhasil ditangkap tersebut masing-masing bernama Surrenthiran (28), K Atharan (29), Nathyalagan (24), Suthan (23), Thas (29), Anggaram (22), Koperan (28), Vikki (23), Suren (24), Kayam (23), Thampi (23) dan Tholapati (29). Para imigran gelap tersebut sempat digelandang ke Kantor Imigrasi Serang, namun lantaran tak memiliki ruang karantina yang memadai, mereka akhirnya langsung dibawa ke Jakarta, dan diserahkan pada petugas IOM (Organisasi Migran Internasional). Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Banten, Kombes Sudaryanto, membenarkan adanya penangkapan tersebut, namun pihaknya belum bisa memastikan apakah mereka benar-benar anggota gerilyawan Macan Tamil atau penduduk biasa. "Kalau dari postur tubuhnya memang rata-rata kekar dan masih berusia muda, tapi tak ada dokumen sama sekali sehingga sulit untuk memastikannya," tambahnya. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006