Imbauan larangan melaut juga sudah diberlakukan...
Jepara (ANTARA News) - Puluhan wisatawan lokal dan mancanegara masih tertahan di Pulau Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, karena kapal yang melayani penyeberangan ke Jepara dan Semarang masih menunggu cuaca laut setempat kembali normal.

"Jumlah wisatawan yang tertahan sekitar 119 orang. Sedangkan wisatawan asing diperkirakan hanya 11," kata Camat Karimunjawa, Nuryanto, di Jepara, Rabu.

Rencananya, kata dia, para wisatawan tersebut hendak kembali ke tempat asalnya masing-masing pada Minggu (22/12), namun kapal yang melayani penyeberangan dari Karimunjawa ke Jepara tidak bisa beroperasi karena ombak tinggi.

Pada Sabtu (21/12), kata dia, memang ada kapal penyeberangan yang mengangkut sejumlah wisatawan yang tetap nekat menyeberang dengan ketinggian ombak mencapai tiga meteran lebih, beruntung bisa sampai di Jepara dengan selamat.

"Seharusnya, pada hari yang sama dilayani dua kali penyeberangan. Akan tetapi, kapal dari Pelabuhan Jepara pada siang harinya tidak diizinkan berlayar menyusul gelombang ombak tinggi," ujarnya.

Sementara kapal penyeberangan dari Semarang, kata dia, pada Sabtu (21/12) juga masih mendapatkan izin berlayar ke Karimunjawa.

Hingga hari ini, kata dia, ketinggian ombak di laut Karimunjawa masih mencapai 2,8 meter sehingga tidak aman untuk berlayar.

Kasus serupa, katanya, sudah berulang kali terjadi sehingga para wisatawan seharusnya mendapat penjelasan dari biro perjalanan atau informasi dari berbagai media yang sering memberitakan cuaca laut di laut Jepara.

Jika ada wisatawan yang tertahan di Pulau Karimunjawa, katanya, tidak ada yang bisa menjamin kepastian kapan bisa kembali karena cuaca laut sulit diprediksi. Meski demikian, pemerintah setempat tetap akan berupaya membantu wisatawan yang masih tertahan tersebut, sebagai bentuk tanggung jawab moral.

Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, ketinggian ombak di perairan laut utara mencapai dua meter, sedangkan Karimunjawa mencapai 2,5 meter.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2013