Ada 10 keluarga dilaporkan masih menetap namun mereka mulai membersihkan rumah masing-masing karena kondisi terkini banjir sudah berangsur surut
Jakarta (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan sebanyak 40 keluarga di Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah masih mengungsi setelah permukiman mereka dilanda banjir.

"Mereka belum berani kembali ke rumah masing - masing khawatir adanya banjir susulan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Minggu malam.

Baca juga: Hoaks banjir luapan Sungai Mahakam berdampak ke Kota Nusantara

Abdul menjelaskan, banjir di Parigi Moutong terjadi Minggu pagi tadi pukul 05.25 WITA dipicu oleh hujan dengan intensitas sedang hingga deras dan diperparah setelah Sungai Bainaan Barat meluap.

Hujan dan luapan sungai tersebut mengakibatkan banjir setinggi 10-50 centimeter menggenangi pemukiman warga di Desa Bainaa Barat, Kecamatan Tinombo.

Pusdalops BNPB sementara ini mencatat ada sebanyak 50 unit rumah warga yang tergenang banjir. Banjir juga merusak sebuah jembatan penghubung di desa tersebut.

Baca juga: Wali Kota Solok salurkan bantuan untuk korban banjir bandang di Agam 

"Lalu ada 10 keluarga dilaporkan masih menetap namun mereka mulai membersihkan rumah masing-masing karena kondisi terkini banjir sudah berangsur surut," ujarnya.

Tapi terlepas dari situ, ia memastikan bahwa saat ini tim BPBD dan SAR gabungan sudah bersiaga di lokasi terdampak untuk melakukan segenap langkah cepat penanggulangan bencana; mulai dari membantu upaya evaluasi dan pendataan.

BNPB menerbitkan imbauan kepada pemerintah daerah dan masyarakat setempat untuk merumuskan program jangka panjang untuk mencegah terjadinya banjir yakni dengan pembangunan sumur resapan, sistem tampungan di saluran primer, penampungan air hujan, pembangunan tanggul sungai, dan pembangunan sistem polder.

Baca juga: Kodim Kubar salurkan bantuan pangan untuk korban banjir Mahakam Ulu

Pewarta: M. Riezko Bima Elko Prasetyo
Editor: Sambas
Copyright © ANTARA 2024