Jakarta (ANTARA) - Perusahaan neuroteknologi Neuralink milik Elon Musk dilaporkan akan melakukan prosedur pemberian implan otak pada pasien kedua.

Menurut laporan The Wall Street Journal yang dikutip oleh Engadget pada Selasa, perusahaan sudah mendapat persetujuan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat untuk melakukan prosedur pemberian implan otak kedua setelah menjalankan prosedur tersebut pada pasien pertama, Noland Arbaugh.

Elon Musk pekan lalu mengatakan bahwa perusahaannya membuka pendaftaran calon peserta kedua dalam uji klinis tersebut.

Neuralink merekrut partisipan potensial untuk uji klinis pertama tahun lalu dengan tujuan untuk menghadirkan teknologi guna membantu orang-orang dengan penyakit sistem syaraf, cedera sumsum tulang belakang, atau kondisi lain yang menyebabkan kelumpuhan.

Neuralink juga dilaporkan telah menemukan solusi masalah yang menyebabkan mal-fungsi implan otak pada Arbaugh sebulan setelah operasi.

Perusahaan menyatakan bahwa gangguan tersebut terjadi karena utas implan sempat tertarik dari otak.

Arbaugh baru-baru ini mengatakan kepada Bloomberg bahwa perangkat lunaknya sudah diperbarui.

Neuralink pun telah membagikan rekaman video Arbaugh, yang lumpuh dari bagian bahu ke bawah, melakukan berbagai aktivitas seperti bermain catur dan mengatur aplikasi pemutar musik.

Laporan The Wall Street Journal menyebutkan, Neuralink menyampaikan kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan bahwa dalam prosedur kedua utas implan akan ditempatkan lebih dalam ke otak pasien untuk mencegah gangguan seperti yang terjadi pada Arbaugh.

Perusahaan dilaporkan berencana menyelesaikan prosedur operasi kedua pada Juni 2024 dan lebih dari 1.000 calon pasien telah mendaftar untuk berpartisipasi dalam uji coba tersebut.

Menurut siaran Time, uji coba Neuralink ditujukan untuk memampukan individu dengan kelumpuhan mengendalikan perangkat eksternal menggunakan pikiran mereka dengan bantuan teknologi yang disebut brain-computer interface (BCI).

Dalam pengumuman pendaftaran calon peserta uji cobanya, perusahaan menyatakan bahwa "perangkat didesain untuk menginterpretasikan aktivitas neural seseorang sehingga mereka dapat mengoperasikan komputer atau telepon pintar hanya dengan berpikir untuk bergerak."

Baca juga: Elon Musk berharap chip otak Neuralink bisa diuji pada manusia
Baca juga: Alat antarmuka otak-komputer tingkatkan fungsi motorik pasien stroke

Penerjemah: Farhan Arda Nugraha
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2024