... 16 orang tewas dan sebanyak 45 orang luka akibat ledakan bahan peledak setara 10 kilogram TNT itu... "
Brussels (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal NATO, Anders Fogh Rasmussen, mengutuk serangan bom bunuh diri di stasiun kereta api di Volgograd, Rusia, yang menewaskan 16 orang, Sabtu.

Rasmussen juga menyampaikan komitmen Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) untuk terus bekerja sama dengan Rusia dalam memerangi terorisme.

"Saya secara tegas mengutuk serangan teroris itu, tidak ada hal yang dapat membenarkan serangan barbar semacam itu," kata Rasmussen dalam pernyataan.

"NATO dan Rusia berada dalam posisi yang sama dalam memerangi terorisme, termasuk bekerja sama dalam penerapan teknologi guna mencegah serangan terhadap sistem transportasi publik," katanya.

Rasmussen juga mengatakan pihaknya akan terus berupaya untuk meningkatan keselamatan dan keamanan warga negara anggota NATO.

Serangan bom bunuh diri yang terjadi di Rusia dilakukan oleh seorang wanita yang meledakkan dirinya di depan pos pemeriksaan detektor logam di stasiun kereta api Volgograd.

Dokter dan polisi mengonfirmasi 16 orang tewas dan sebanyak 45 orang luka akibat ledakan bahan peledak setara 10 kilogram TNT itu.

Pelaku pemboman bunuh diri di Rusia seringkali dijuluki "janda hitam" karena motifnya adalah membalas kematian anggota keluarganya.

Para wanita pembom bunuh diri telah meledakkan dua stasiun kereta api metro Moskow pada Maret 2010 yang menewaskan lebih dari 35 orang

Kota Volgograd yang dulunya bernama Stalingrad pada era Uni Soviet, juga pernah menjadi sasaran serangan bom pada Oktober lalu.

Serangan di stasiun kereta api Volgogad itu kembali memunculkan kekhawatiran terkait keamanan menjelang pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin di Sochi.

Sochi yang menjadi tuan rumah perhelatan akbar olahraga yang berlangsung pada 7-23 Februari itu berjarak 690 kilometer arah barat laut Volgograd.

Kota yang berbatasan dengan Laut Hitam itu juga memiliki kedekatan dengan wilayah Kaukasus Utara, yang sarat konflik seperti Dagestan dan Chechnya.

Kelompok milisi Islam di Kakukasus Utara menginginkan negara Islam merdeka, yang tentu ditentang Kremlin.

Pemimpin mereka Doku Umarov seringkali mengancam akan mengganggu pelaksanaan Olimpiade Musim Dingin atau melakukan serangan terhadap warga sipil Rusia.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2013