Damaskus (ANTARA News) - Tenggat waktu 31 Desember untuk mememindahkan bagian senjata kimia rezim Suriah dari negara itu untuk dimusnahkan telah terlewati, dengan kapal-kapal yang akan menerima bahan-bahan itu kembali ke Siprus.

Satu kapal frigat Norwegia dan kapal perang Denmark telah berada di dekat pesisir Suriah untuk merapat di pelabuhan Latakia mengawal bahan-bahan kimia ke Italia, sebelum dihancurkan di laut di atas kapal Amerika Serikat.

Tetapi kapal-kapal itu kembali ke Siprus Senin malam karena belum jelas bahwa misi pemindahan itu tidak akan berlangsung sesuai jadwal.

Lars Hovtun, juru bicara kapal HNoMS Helge Ingstad dari Norwegia tak memberi tanggal baru misi untuk mengawal kargo berbahaya ke luar Suriah.

"Kami masih siaga untuk ke Suriah," kata dia. "Kami masih belum tahu secara tepat bila perintah akan datang."

Misi perlucutan senjata internasional di Suriah itu telah mengetahui pada Sabtu "tampaknya" senjata-senjata itu tak dapat dipindahkan ke Latakia sesuai tenggat waktu 31 Desember yang ditetapkan bagi pemindahan komponen-komponen senjata kunci.

Tetapi Organisasi bagi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) masih bersikap positif Kamis dengan menyatakan rencana keseluruhan mengangkut senjata kimia itu sesuai jadwal.

"Sejumlah pekerjaan telah diselesaikan dalam tiga bulan," kata juru bicara OPCW Christian Chartier kepada AFP.

"Senjata kimia Suriah telah sepenuhnya dinetralkan, bahan-bahan kimia dan produk-produk kimia di bawah pengawasan internasional, telah ditutup...penghentian produksi dan fasilitas pengisian berjalan."

"Semua munisi yang belum diisi telah dihancurkan...kapasitas mereka untuk memproduksi dan menggunakan senjata kimia telah dikurangi hingga nol."

Chartier mengatakan operasi masih berlangsung untuk memenuhi tenggat waktu menghapus senjata kimia Suriah hingga pertengahan 2014.

"Tenggat waktu paling penting menurut kami ialah 30 Juni, dan kami meyakini bahwa hal itu akan terpenuhi," kata dia.

Kegagalan untuk memenuhi tenggat waktu 31 Desember memperlihatkan kerumitan tugas melucuti Suriah dari kepemilikan senjata kimia di tengah-tengah perang saudara.

Sigrid Kaag, ketua misi perlucutan senjata, mengatakan Suriah harus "meningkatkan usaha-usaha" untuk menghancurkan persenjataan kimianya sesuai dengan jadwal waktu yang ditetapkan Perserikatan Bangsa-Bangsa.

"Dan kami menyerukan semua pihak, termasuk Republik Arab Suriah untuk meningkatkan usaha-usaha yang dibutuhkan seperti kesepakatan saat di awal untuk pemindahan bahan-bahan kimia," kata Kaag seperti dikutip AFP.

(M016)

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014