Permintaan beras SPHP walaupun harganya naik, masih tetap laris ya karena masih menjadi yang paling murah di pasar
Bandung (ANTARA) - Perum Bulog Cabang Bandung mengatakan, permintaan terhadap beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di Bandung Raya tetap tinggi meski mengalami kenaikan dari Rp10.900 per kilogram menjadi Rp12.500 per kilogram.

“Permintaan beras SPHP walaupun harganya naik, masih tetap laris ya karena masih menjadi yang paling murah di pasar,” kata Pemimpin Cabang Bulog Bandung Erwin Budiana di Bandung, Jumat.

Erwin menjelaskan alasan masyarakat masih mengkonsumsi beras SPHP karena beras tersebut dinilai masih menjadi yang paling murah dibandingkan beras lain dan memiliki kualitas baik.

Pihaknya mencatat dari 1 Januari hingga 23 Mei 2024 ini, Bulog Cabang Bandung telah menyalurkan 4.401 ton beras SPHP kepada konsumen.

Dia mengaku pihaknya akan terus mendistribusikan stok beras ke masyarakat dengan menggandeng pemerintah daerah untuk melakukan operasi pasar beras murah.

"Kita mempunyai kerja sama bersama pemerintah dengan menyelenggarakan operasi pasar ataupun gerakan pangan murah dengan menyediakan beras SPHP," kata dia.

Lebih lanjut, kata Erwin, pihaknya juga terus memperluas pendistribusian beras SPHP dari mulai pasar tradisional hingga modern yang tersebar di wilayah Bandung Raya.

"Terus juga kita terus penuhi permintaan-permintaan SPHP, baik dari ritel modern, kemudian dari pasar tradisional, toko-toko beras, maupun yang sudah bermitra dengan kita, semuanya kita layani," katanya.

Baca juga: Bulog Tanjungpinang ungkap penyebab kenaikan harga beras SPHP
Baca juga: Permintaan beras SPHP di Lebak menurun  usai naiknya HET Rp12.500
Baca juga: Bulog pastikan beras SPHP tetap laris di Bogor meski harga naik
Baca juga: Bulog Bali optimis kenaikan harga beras SPHP tak turunkan penyaluran


Pewarta: Rubby Jovan Primananda
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2024