Untuk menentukan arah kiblat biasanya alat bantunya banyak seperti handphone, kompas kiblat, atau yang paling rumit ilmu falak
Bandarlampung (ANTARA) - Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Lampung mengajak umat Islam di daerah ini ikut berpartisipasi dalam Pengukuran Sejuta Arah Kiblat hari ini sekitar Pukul 16:18 WIB.

"Kami mengajak masyarakat, khususnya umat Islam ikut dalam Gerakan Hari Sejuta Kiblat, memanfaatkan momentum Rashdul Qiblah atau Istiwa' A'zham," kata Kakanwil Kemenag Lampung Puji Raharjo, di Asrama Haji, Bandarlampung, Senin.

Dia menjelaskan Rashdul Qiblah atau Istiwa' A'zham adalah saat posisi matahari tepat melintas di atas Ka'bah, yang terjadi dua kali dalam setahun sehingga momen atau peristiwa ini sangat cocok untuk mengecek posisi kiblat di masjid, rumah, dan kantor.

"Untuk menentukan arah kiblat biasanya alat bantunya banyak seperti handphone, kompas kiblat, atau yang paling rumit ilmu falak," kata dia.

Namun, lanjut dia, alat paling sederhana guna menentukan arah kiblat yakni pada peristiwa tahunan ini dimana matahari tepat berada di atas Ka'bah, Makkah.

"Penentuan arah kiblat penting, karena bagi kaum muslimin, syarat sahnya, kesempurnaan shalat adalah menghadap kiblat," kata dia.

Baca juga: Kemenag imbau masyarakat cek arah kiblat pada 27 dan 28 Mei mendatang
Baca juga: Fenomena matahari di atas Kabah tidak ubah arah kiblat Masjid Istiqlal


Oleh karena itu, Puji Raharjo pun meminta dan mengajak umat Islam turut serta ikut dalam pengukuran arah kiblat yang dilakukan Kemenag.

“Kita ingin mencatatkan rekor Muri (Museum Rekor Indonesia) untuk peserta terbanyak dalam partisipasi pengukuran sejuta arah kiblat ini dengan Kemenag Lampung mengajak dengan mengisi link https://s.id/harisejutakiblat. Alhamdulillah Lampung secara nasional, untuk sementara, pesertanya termasuk yang terbanyak setelah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Aceh,” pungkas Puji Raharjo.

Dikutip dari laman Kemenag RI, secara astronomis, peredaran matahari jika dilihat dari bumi akan selalu berpindah sebesar 23,5 derajat ke utara pada bulan Maret hingga September dan 23,5 derajat ke selatan pada bulan sebaliknya.

Ketika matahari bergerak ke utara dengan posisi Ka'bah yang berada pada 21° 25' lintang utara, maka otomatis pada waktu tertentu matahari akan berada tepat di atasnya. Saat inilah nilai azimut matahari sama dengan nilai azimut lintang geografis sebuah tempat.

Peristiwa tersebut juga disebut dengan hari tanpa bayangan (zero shadow) karena saat matahari tepat di atas, maka membuat benda yang berada tegak dengan matahari sehingga bayangannya menumpuk dengan benda tersebut, seolah tidak memiliki bayangan.

Fenomena zero shadow ini terjadi berbeda-beda di setiap wilayah, tergantung letak geografisnya.

Dan waktu terjadinya di Indonesia adalah pada 27-28 Mei 2024 pukul 16:18 WIB. Sementara di Makkah adalah pada 28 Mei 2024 pukul 12:18 waktu setempat.
 

Pewarta: Dian Hadiyatna
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024