Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengatakan kehadiran tim dokter dari Arab Saudi membantu menyelamatkan nyawa masyarakat dan juga memberikan pelatihan kepada dokter-dokter muda yang menangani bedah jantung terbuka, katerisasi, dan bedah jantung anak di RSUP Adam Malik.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, tim medis berjumlah 22 orang dari Arab Saudi akan terus membantu menyelamatkan nyawa masyarakat tidak mampu di Sumatera Utara, serta memberikan ilmu dan keterampilan bedah jantung terbuka tingkat lanjut kepada dokter-dokter Indonesia.

"Keberadaan dokter asing ini akan memacu peningkatan kualitas dan akan mempercepat alih ilmu pengetahuan untuk para dokter muda Indonesia,” kata Budi dalam pernyataan yang diterima di Jakarta, Senin.

Adapun hal-hal lain yang dapat dipelajari, ujarnya, adalah disiplin kerja mereka, budaya kerja mereka, dan interaksi terhadap pasien.

Dia menjelaskan, tim dari Arab Saudi terdiri atas 11 dokter dan 11 tim penunjang seperti perawat spesialis, perfusionist, dan terapis pernafasan (respiratory therapist) yang berasal dari King Faisal Cardiac Center (KFCC), King Abdul-Aziz Medical City (KAAMC), dan King Abdullah International Medical Research Center (KAIMRC).

Hal itu sebagai bentuk kerja sama sektor kesehatan antara Indonesia dan Arab Saudi. Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Adam Malik di Medan, Sumatera Utara, telah melakukan kerja sama dengan King Salman (KS) Relief dan Muslim World League dari Arab Saudi untuk menyelenggarakan kegiatan sosial berupa operasi jantung gratis bagi pasien tidak mampu.

Kegiatan sosial ini terdiri dari tiga periode pelayanan. Periode pertama berlangsung dari awal Mei hingga 27 Mei, yang menargetkan 10 pasien. Periode kedua berlangsung dari 2 hingga 9 Juni 2024. Periode ketiga berlangsung dari 25 hingga 1 Juli 2024. Periode kedua dan ketiga menargetkan 15-20 pasien.

Budi menyebut bahwa transfer pengetahuan dari tim dokter Arab Saudi meliputi tindakan operasi AV Replace dan Bentall Procedure yang belum pernah dilakukan di Sumatera Utara. Operasi tersebut, katanya, merupakan dua jenis operasi jantung terbuka yang kompleks dan digunakan untuk menangani berbagai kondisi katup jantung yang rusak.

Menurut dia, program kerja sama dengan mendatangkan tenaga medis asing ini merupakan bagian dari pilar kedua Transformasi Sistem Kesehatan Rujukan, yakni seluruh rumah sakit pemerintah pusat dan daerah diharapkan dapat melakukan bedah jantung terbuka dan bedah jantung anak tanpa harus selalu dirujuk ke Jakarta.

Di menjelaskan bahwa penyakit jantung merupakan penyumbang kematian kedua terbesar, yaitu 250 ribu orang per tahun dan enam ribu anak per tahun di Indonesia.

Dia menuturkan, keberadaan dokter asing harus dipahami sebagai upaya untuk menyelamatkan nyawa manusia, serta mempercepat peningkatan kemampuan dan kualitas dokter-dokter muda Indonesia dalam menekan angka kematian.

Menurut dia, keberadaan dokter asing jangan dijadikan provokasi yang memicu kekhawatiran tenaga medis bahwa pendapatan mereka akan turun atau peluang kerja mereka akan hilang. Saat ini Indonesia justru kekurangan banyak dokter spesialis.

“Mari kita kurangi banyak bicara yang negatif dan kita tambah banyak bekerja yang positif, demi kesehatan masyarakat Indonesia,” kata Menkes.

Ketua Tim Pengampu Layanan Kardiovaskular RSUP Adam Malik dr Faisal Habib SpJP(K) menjelaskan, dokter spesialis bedah jantung atau spesialis jantung intervensi dari Arab Saudi turut memberikan pengetahuan kepada para dokter di Adam Malik untuk menangani kasus-kasus bedah jantung dan kateterisasi tingkat lanjut.

“Salah satu keahlian mereka yang advanced adalah bagaimana melakukan bedah jantung dengan tidak lagi membuka seluruh dada, tetapi hanya sebagian kecil bukaan. Inilah keahlian mereka yang kita pelajari,” kata dr Faisal.

Baca juga: BPJS Kesehatan: Dokter asing layani peserta JKN harus penuhi ketentuan

Baca juga: Menkes tepis UU Kesehatan beri kebebasan dokter asing berpraktik di RI

 

Pewarta: Mecca Yumna Ning Prisie
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024