Jakarta (ANTARA News) - Deputi Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menilai kenaikan harga elpiji non subsidi tabung 12 kilogram sebesar 68 persen tidak akan berdampak besar terhadap inflasi 2014.

"Kita sudah kalkulasi dari kenaikan-kenaikan elpiji itu dampaknya terhadap kenaikan inflasi tidak terlalu besar," ujar Perry di Kompleks Perkantoran BI, Jakarta, Jumat.

Perry menuturkan, kenaikan harga elpiji ini akan menambah inflasi sebesar 0,13 persen secara keseluruhan.

"(Inflasi) 0,13 persen itu dampak keseluruhan dari kenaikan harga elpiji untuk keseluruhan tahun 2014," kata Perry.

Ia tetap meyakini inflasi sepanjang 2014 akan dapat dikendalikan dengan baik untuk mencapai target inflasi 3,5-5,5 persen.

"Jadi kita sudah kalkulasi dengan proyeksi inflasi kita di tahun 2014 secara keseluruhan kita confident bahwa inflasi 2014 dapat kita kendalikan targetnya 4,5 persen plus minus satu persen," ujar Perry.

Mulai  1 Januari 2014 pukul 00.00, Pertamina memberlakukan harga baru elpiji non subsidi 12 kg secara serentak di seluruh Indonesia dengan rata-rata kenaikan di tingkat konsumen Rp3.959 per kilogram.

Kenaikan harga tersebut dilakukan untuk menekan kerugian bisnis elpiji 12 kilogram yang rata-rata Rp6 triliun per tahun.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014