Tripoli, Lebanon (ANTARA News) - Serangan penembak gelap di kota Tripoli, Lebanon utara, menewaskan satu orang dan melukai delapan lain, kata seorang pejabat keamanan, Minggu.

"Satu orang yang berusia 60-an tahun dari daerah Bab al-Tebbaneh tewas dan delapan lain cedera setelah serangan penembak gelap pada Sabtu malam," kata pejabat itu kepada AFP.

Pria itu, seorang supir taksi, sedang melewati daerah berpenduduk Sunni dengan kendaraannya ketika peluru menghantam kepalanya. Ia tewas akibat luka-lukanya pada Minggu.

Korban-korban yang cedera berasal dari Bab al-Tebbaneh, yang penduduknya mendukung pemberontakan di Suriah, dan dari Jabal Mohsen, yang penduduknya dari komunitas keagamaan Alawite seperti Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Sejak perang Suriah meletus hampir tiga tahun lalu, kedua daerah itu dilanda kekerasan yang melibatkan penembakan, serangan roket dan pemboman.

Minggu, penduduk di kedua daerah itu meninggalkan rumah mereka dan pergi ke tempat-tempat aman di Tripoli karena khawatir akan kekerasan lebih lanjut.

Ketegangan meningkat di Lebanon terkait konflik Suriah, setelah kelompok Hizbullah mengumumkan dukungannya dan mengirim pasukan untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas pemberontak Suriah.

Meski Lebanon secara resmi netral dalam perang di Suriah, negara itu terpecah antara pendukung Assad dan pendukung pemberontak Suriah.

Damaskus mendominasi Lebanon secara militer dan politik selama hampir 30 tahun hingga 2005.

Pada 18 Agustus, lima roket mendarat di dan sekitar kota Hermel, sebuah pangkalan Hizbullah di Lebanon timur.

Hermel dan daerah-daerah lain di Lebanon timur, yang menjadi pangkalan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, diserang sejumlah roket dari Suriah dalam beberapa bulan ini.

Serangan roket terakhir itu terjadi tiga hari setelah ledakan bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan menewaskan 27 orang.

Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok Sunni yang menamakan diri Brigade Aisha mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom pada 15 Agustus itu dan berjanji melancarkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.

Penduduk di Beirut selatan mengatakan bahwa Hizbullah, kelompok pejuang yang didukung Iran dan Suriah, siaga tinggi dan meningkatkan pengamanan di daerah itu setelah peringatan dari pemberontak Suriah mengenai kemungkinan pembalasan karena dukungan mereka bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Kekerasan sektarian yang disulut oleh konflik Suriah juga terjadi di Lembah Bekaa dan kota-kota Laut Tengah, Tripoli dan Sidon, yang mencerminkan bahwa ketegangan sektarian baru menyebar di Timur Tengah.

Muslim Sunni di Lebanon mendukung pemberontak di Suriah, sementara penduduk Syiah mendukung Assad, bagian dari minoritas Alawite, cabang dari Syiah.

Pemimpin Hizbullah Nasrallah telah berjanji, kelompoknya akan terus berperang membela Assad setelah mereka memelopori perebutan kembali kota strategis Qusair pada Juni.

Pada Oktober 2012, bom mobil di bagian timur Beirut menewaskan seorang pejabat intelijen senior Wissam al-Hassan, yang memiliki kedekatan dengan partai oposisi utama Sunni Lebanon yang mendukung pemberontakan di Suriah.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014