Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan pada Maret 2006 terjadi kenaikan jumlah orang miskin sebesar 3,95 juta orang dari 35,10 juta pada Februari 2005 menjadi 39,05 juta orang pada Maret 2006. "Penduduk miskin di daerah pedesaan bertambah 2,06 juta dan daerah perkotaan bertambah 1,89 juta orang. Persentase penduduk miskin antara daerah perkotaan dan pedesaan tidak banyak berubah. pada Maret 2006, sebagian besar (63,41 persen) penduduk miskin berada di daerah pedesaan dan tentu saja sisanya (36,59 persen) berada di perkotaan," kata Kepala BPS Rusman Heriawan di Jakarta, Jumat. Dia menjelaskan, untuk menghitung jumlah penduduk miskin, salah satu komponen adalah garis kemiskinan. "Garis kemiskinan kita itu pada Februari 2005 adalah Rp129.108 per kapita perbulan. Sedangkan pada Maret 2006 Rp152.847 per kapita perbulan atau meningkat 18,39 persen," katanya. Ternyata, katanya, kenaikan itu lebih tinggi dibandingkan inflasi pada periode yang sama. "Inflasi pada periode yang sama 17,95 persen, sedangkan garis kemiskinan meningkat diatas 17,95 persen yaitu 18,39 persen," katanya. Sehingga, katanya, penduduk miskin adalah penduduk dengan pengeluaran di bawah Rp152.847 atau di bawah garis kemiskinan. Dia menambahkan jumlah penduduk pada Februari 2005 tercatat sekitar 220 juta penduduk, sedangkan pada Maret 2006 sekitar 222 juta penduduk. Menurut data BPS, sejak krisis ekonomi 1998 dimana jumlah penduduk miskin mencapai angka terbesar 49,5 juta penduduk atau 24,23 persen dari seluruh penduduk Indonesia, baru pada periode inilah (Februari 2005-Maret 2006) terjadi kenaikan persentase jumlah penduduk miskin menjadi 17,75 persen dari seluruh penduduk, 39,05 juta penduduk. Dia mengatakan peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret 2006, sumbangan garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 74,99 persen. "Komponen yang mengangkat garis kemiskinan, pertama adalah beras. Beras itu peranannya dalam peningkatan garis kemiskinan pedesaan sekitar 34,91 persen. Jadi sedikit saja kenaikan harga beras, kemiskinan meningkat, tentu akan banyak penduduk yang jatuh di bawah garisk kemiskinan. Di perkotaan itu 25,98 persen di dalam peningkatan garis kemiskinan.(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006