Jakarta (ANTARA News) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Agustus 2006 terjadi inflasi 0,33 persen, dengan sumbangan terbesar berasal dari kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 4,77 persen. "Agustus kemarin tahun ajaran baru. Jadi ada pembelian buku sekolah, penyesuaian uang masuk dan segala macam. Ini arahnya bergeser, kalau sebelumnya bahan makanan menyumbang inflasi terbesar, kali ini justru mengalami deflasi," kata Kepala BPS, Rusman Heriawan di Jakarta, Jumat. inflasi tahun kalender (Januari 2006 terhadap Agustus 2006), katanya, tercatat sebesar 3,67 persen dan inflasi YoY (Agustus 2006 terhadap Agustus 2005) tercatat sebesar 14,90 persen. "Ini adalah pertama kalinya inflasi YoY kita berada di bawah 15 persen di sepanjang 2006," katanya. Dia mengatakan inflasi komponen inti pada Agustus 2006 sebesar 0,78 persen. Laju inflasi komponen inti tahun kalender Januari-Agustus 2006 sebesar 3,90 persen, sedangkan laju inflasi komponen inti YoY atau Agustus 2006 terhadap Agustus 2005 sebesar 9,68 persen. "Dari 45 kota tercatat 29 kota mengalami inflasi dan 16 kota mengalami deflasi," katanya Ia mengungkapkan inflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,79 persen dan inflasi terendah di Cirebon, 0,02 persen. Sedangkan deflasi terbesar di Sibolga sebesar 3,05 persen dan deflasi terkecil di Jember 0,09 persen. Inflasi bulan sebelumnya mencapai 0,45 persen, dengan inflasi tahun kalender 3,33 persen dan inflasi YoY 15,15 persen. Rusman mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks pada semua kelompok barang dan jasa. Ia menjelaskan, sumbangan inflasi dari kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,31 persen, perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,30 persen, kelompok sandang 0,35 persen, kesehatan 0,33 persen, pendidikan, rekreasi dan olahraga 4,77 persen dan transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,01 persen. Sedangkan kelompok bahan makanan mengalami deflasi sebesar 0,34 persen Terkait dengan rencana pemerintah yang ingin melakukan impor beras untuk memenuhi cadangan beras pemerintah, Rusman mengatakan hal itu tidak akan langsung berpengaruh pada harga beras di pasaran.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006