Kami memiliki warisan yang tidak dimiliki oleh kota lain."
London (ANTARA News/Reuters) - Inggris, tempat kelahiran setelan jas tiga potong dan sepatu pria kulit multilapis, meningkatkan upaya menjadikan London sebagai ibukota global pakaian pria.

Perancang di London tengah berlomba menguasai bidang mode, yang sangat cepat berkembang.

Bertindak sebagai tuan rumah ajang "London Collections: Men", acara tiga hari yang dimulai Senin (6/1), London menjadi saksi lebih dari 130 merek terkenal layaknya Topman, Burberry dan Alexander McQueen menampilkan koleksi terbarunya bagi pembeli dan liputan media lebih dari 20 negara.

Kota itu mendadani stasiun-stasiun kereta api di seluruh penjuru kota dengan poster yang menampilkan warga London yang sesungguhnya dengan gaya dongeng-dongeng Inggris seperti sepatu kulit dan tartan. Ajang itu memulai pagelaran koleksi pakaian pria internasional, yang kemudian diikuti oleh Milan, Paris dan New York.

"Kami memiliki warisan yang tidak dimiliki oleh kota lain," kata model dan anggota komite fashion David Gandy.

Ia mengungkapkan pula, "Kami memiliki Savile Row dan kami memiliki sejarah, kami menetapkan sangat banyak tren di sini, dari mantel Burberry hingga jas tiga potong dari herringbone hingga Harris."

Pakaian pria telah keluar dari bayang-bayang industri pakaian wanita dalam beberapa tahun terakhir berkat pertumbuhan cepat penjualan.

Para analis menilai bahwa hal itu didorong Internet dan peningkatan kesadaran generasi sadar mode, terutama di Asia.

Perusahaan survei pasar Mintel memperkirakan pasar mode laki-laki tumbuh senilai dua persen menjadi 10.4 miliar pound (Rp250,5 miliar) pada 2012, dan pasar diperkirakan tumbuh 16 persen dalam periode 2011 hingga 2016.

Konsultan Bain & Co melaporkan, pada 2012 pasar internasional untuk pakaian mewah pria tumbuh di tingkat 14 persen per tahun atau hampir dua kali lipat dari segmen perempuan.

"Tujuan kami adalah untuk memastikan bahwa London tetap unggul di bidang pakaian pria, dan untuk mendukung sektor penting yang menciptakan ribuan pekerjaan dan menghasilkan 10 miliar pound setiap tahun," kata Walikota London, Boris Johnson.

Lou Dalton sebagai desainer model pakaian pria mengawali acara pada hari Senin.

Ia menampilkan para model di catwalk dengan mengenakan pakaian yang terinspirasi dari pakaian kerja di peternakan dengan bahan korduroi dan denim berwarna pudar.

Acara yang juga akan diramaikan oleh merek mendunia layaknya Marks and Spencer, yang akan memeragakan busana pria pertama yang mendapat label "terbaik di Inggris" di saat raksasa ritel itu berjuang mengatasi turunnya penjualan pakaian.

Topman, jaringan milik Arcadia Group dari miliader Inggris Philip Green, memamerkan model yang dipercantik dengan rambut basah pria dan pakaian dari mantel longgar hingga sweater berleher tinggi yang berjalan menyusuri sebuah panggung dalam curah hujan buatan.

"Ini adalah pengertian romantis saya tentang kekuatan anak laki-laki Inggris Utara yang akan bekerja di galangan kapal tua. Mereka hanya akan tampak seperti itu, mereka akan memakai jaket pendek berkancing dengan bahan wol, jaket pilot, dan mereka akan tampil dalam elemennya," kata direktur desain di London Gordon Richardson.
(Uu.G003)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014