Surabaya (ANTARA News) - Kondisi perekonomian saat ini tidak lebih baik dibandingkan enam bulan lalu yang tercermin dari Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) di bawah 100 persen, yakni hanya 78,7 persen atau menurun dibandingkan Juli 2006 sebesar 82,1 persen. Kepala Bank Indonesia (BI) Surabaya, Lucky Fatchul Azizi, di Surabaya, Jumat, mengemukakan, nilai IKE sesuai hasil survei ekspektasi konsumen oleh BI pada Agustus tercatat 78,7 persen yang diperoleh dari persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi saat ini dalam hal penghasilan, ketersediaan lapangan kerja dan waktu untuk membeli barang-barang tahan lama. Survei konsumen Surabaya pada Agustus 2006 melibatkan 500 responden rumah tangga golongan ekonomi menengah ke atas. Sebagian besar responden (52,6 persen) menyatakan jumlah penghasilannya saat ini relatif sama dengan enam bulan lalu, 28,2 persen responden penghasilannya kini lebih baik dan 19,2 persen responden penghasilannya kini lebih rendah. Responden yang penghasilannya menurun, kata Lucky memilih melakukan penghematan terutama pada aktivitas rekreasi atau hiburan (25 persen) dan biaya telekomunikasi 22,7 persen. Terkait dengan lapangan kerja yang tersedia saat ini, 53,8 persen menyatakan lebih sedikit dibandingkan tahun lalu. Hal itu disebabkan rendahnya perkembangan ekonomi (33,3 persen) dan berkurangnya proyek pemerintahan dan swasta (22,9 persen), sedangkan 15,2 persen responden yang merasa ada peningkatan jumlah lapangan kerja dalam enam bulan terakhir. Optimisme responden terhadap kondisi perekonomian di masa mendatang, masih positif meski sedikit menurun yang tercermin dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) Agustus 2006 sebesar 106,6 persen, sedangkan pada Juli 109,5 persen. Nilai IEK itu berdasarkan persepsi masyarakat terhadap kondisi ekonomi di masa mendatang yang diwakili perkiraan terhadap kondisi ekonomi Indonesia, penghasilan serta ketersediaan lapangan kerja. Dari hasil survei, sebanyak 20,8 persen responden menilai akan terjadi perbaikan kondisi perekonomian, 60 persen menilai tetap akan sama dan 19,2 persen menilai akan lebih buruk. Sementara itu, terkait ekspetasi tersebut, 42 persen responden optimistis penghasilannya meningkat dengan alasan ada kenaikan gaji atau omset usaha (33 persen), penerimaan Tunjangan Hari Raya atau bonus (22,9 persen) dan rencana membuka usaha sampingan (20,1 persen).(*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006