Tokyo (ANTARA News) - Perdana Menteri (PM) Jepang, Junichiro Koizumi, akan segera mengakhiri jabatannya yang didudukinya selama lima tahun, dan ia tercatat menjadi terpopuler kedua sejak usai Perang Dunia (PD) II, demikian laporan media massa Jepang. Koizumi memperoleh dukungan dengan angka rata-rata 50 persen sejak memulai pemerintahannya pada 2001, dan ditempatkan berada di bawah Morihiro Hosokawa, yang menjadi PM periode 1993 hingga 1994, demikian dilaporkan harian Asahi Shimbun. Dalam hasil jajak pendapat terkini, harian itu mencatat, suara yang memilih Koizumi tercatat pada angka 47 persen. PM yang dinilai modern itu memperoleh angka sebesar 84 persen pada bulan pertama masuk kantor PM pada Mei 2001, dan mencapai titik terendah dukungan senilai 33 persen pada Januari 2005. Dukungan untuk Koizumi meningkat saat melakukan kunjungan ke Korea Utara (Korut) pada Septemebr 2002, dan angka itu terus bertambah dengan usulnya untuk melakukan privatisasi kantor pos pada 2005. Sebanyak 48 persen responden yang dimintai pendapatnya mengatakan bahwa lama masa kepemimpinan Koizumi sangat tepat berlangsung lima tahun, sementara 31 persen lainnya mengatakan ia menjadi orang nomor satu di Pemerintahan Jepang dalam waktu yang terlalu lama. PM berambut perak dan kini berusia 64 tahun itu adalah pemegang tampuk pemerintahan yang paling lama selama tiga dasawarsa, dan ia bakal meninggalkan kursinya pada September 2006. Ia dinilai berhasil melakukan perombakan ekonomi. Namun, Koizumi sempat memancing kemarahan sejumlah negara tetangga Asia dengan serangkaian kunjungannya ke kuil Yasukuni, yang menjadi tempat pemakaman "para penjahat perang" dalam PD II. Harian Asahi Shimbun dalam jajak pendapat itu mendapatkan sebanyak 1.964 responden yang memiliki hak suara melalui telepon dengan angka respons sebesar 58 persen. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006