... pertumbuhan arus barang di pelabuhan sudah sangat tinggi trafiknya."
Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) meminta PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II segera menyelesaikan pembangunan Pelabuhan Kalibaru sebagai pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta untuk mendukung kelancaran distribusi logistik.

"Sejak awal Pelabuhan Kalibaru memang digadang akan menjadi pelabuhan penopang Tanjung Priok mengingat kondisi Pelabuhan Tanjung Priok saat ini semakin berat menampung arus kontainer yang masuk dalam jumlah besar," kata Ketua Komisi Tetap Bidang Logistik Kadin Akbar Djohan di Jakarta, Sabtu.

Pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok Jakarta tersebut dilakukan dengan pembangunan Pelabuhan Kalibaru atau New Tanjung Priok.

Akbar mengingatkan bahwa dalam pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok, PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) II telah menyiapkan Masterplan Pelabuhan Kalibaru atau New Tanjung Priok yang diperkirakan menelan investasi hingga Rp 22,66 triliun.

Konsep pembangunan Pelabuhan Kalibaru untuk pengembangan Priok itu dicetuskan pada bulan Juni 2010, dan pemancangan tiang pertam (ground breaking) berlangsung pertengahan Maret 2013.

Terminal New Tanjung Priok Tahap I akan terdiri dari tiga terminal peti kemas dan dua terminal petroleum yang dibangun di atas lahan 195 hektare, dan akan menambah kapasitas pelabuhan menjadi 4,5 juta twenty-foot equivalent unit (TEUs) peti kemas, serta 9,4 juta meter kubik produk minyak dan gas.

Hingga akhir Desember 2013, Pelindo II mengklaim kemajuan pembangunan Terminal Kalibaru mencapai 20 persen. Pelindo II optimistis bahwa pada akhir 2014 Terminal I Kalibaru rampung dan mulai beroperasi.

"Persoalannya kini, apakah Pelindo II mampu menyelesaikan target pengembangan Pelabuhan Tanjung Priok itu tepat waktu, karena pertumbuhan arus barang di pelabuhan sudah sangat tinggi trafiknya," katanya.

Akbar juga mengingatkan bahwa kondisi internal manajemen Pelindo II tengah mengalami gangguan setelah peristiwa pengunduran diri sejumlah pejabatnya, yang turut diwarnai aksi mogok kerja para pekerjanya.

Sebelumnya, Perhimpunan Pengusaha Pelayaran Indonesia (PPPELRI) mendukung langkah efisiensi yang dilakukan Pelindo II di bawah kepemimpinan Richard Jose Lino dalam mengelola Pelabuhan Tanjung Priok.

"Saya yakin apa yang dilakukan Dirut RJ Lino mampu membawahi Pelindo II yang lebih baik, profesional dan efisien," kata Pembina PPPELRI Natsir Mansyur pada medio Desember 2013.

Ia berpendapat, reformasi pertama di Pelindo II saat ini merupakan upaya efisiensi di dalam pelabuhan dengan memangkas biaya yang memberatkan dunia usaha.

Hal itu, ujar dia, juga awalnya mendapat tantangan berat karena banyak yang terusik pendapatannya.

"Saya kira ini perlu kita dukung agar Pelindo II bisa bersaing dengan pelabuhan lain di dunia," ujarnya. (*)

Pewarta: Muhammad Razi Rahman
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2014