Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Senin pagi, menguat sebesar 20 poin menjadi Rp9.070/9.072 per dolar AS dibanding penutupan akhir pekan lalu yang mencapai Rp9.090/9.096 per dolar AS. "Rupiah menguat setelah Biro Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi Agustus 2006 yang hanya 0,33 persen, atau mengalami penurunan dibanding bulan lalu yang mencapai 0,45 persen," kata Analis Valas PT Panin Bank, Jasman Ginting, di Jakarta, Senin. Dia mengatakan kondisi ini memicu pelaku lokal memburu rupiah yang terus mendekati level Rp9.000 per dolar AS, bahkan diperkirakan pada akhir tahun akan mencapai Rp8.800 per dolar AS. Pergerakan rupiah itu diharapkan tidak akan terganggu oleh kebijakan Bank Indonesia yang diperkirakan akan segera menurunkan lagi bunga BI Rate yang turun antara 25 basis poin hingga 50 basis poin, katanya. Apalagi, lanjutnya, Bank sentral AS (The Fed) pada pertemuan September ini diperkirakan tidak akan menaikkan tingkat bunga Fed Fund melihat ekonomi AS makin melemah, sehingga peluang rupiah untuk menguat makin besar. Selain itu, pelaku pasar saat ini juga sedang memfokuskan pada data tenaga kerja AS pada Agustus lalu mencapai 128.000 orang dibanding bulan sebelumnya sekitar 120.000 orang, katanya. Kenaikan rupiah, menurut dia, juga didukung oleh membaiknya pasar saham Asia seperti indeks Nikkei, Jepang naik 0,51 persen, indeks Kospi, Korea Selatan 0,47 persen dan indeks SP/ASX 200, Australia sekitar 0,54 persen. Kenaikan indeks harga saham Asia itu terutama Amerika yang merupakan pasar potensial Asia jumlah tenaga kerja yang terserap naik diluar perkiraan sebelumnya, katanya. Akibatnya dolar AS terhadap yen turun menjadi 116,69 dari sebelumnya 117,.10, terhadap Euro juga turun jadi 1,2848 dari sebelumnya 1,2835 dan euro terhadap yen menjadi 150,73 dari 150,19. Jasman Ginting mengatakan, rupiah diperkirakan akan bisa menguat hingga mencapai level Rp9.000 per dolar AS, melihat potensi pasar yang terus memburu mata uang lokal itu. "Kami optimis pergerakan rupiah sampai pekan ini akan bisa menguat, apabila BI Konsisten menurunkan suku bunganya secara gradual (bulanan) sehingga mata uang lokal itu tidak terhambat oleh penurunan bunga tersebut, " katanya. (*)

Copyright © ANTARA 2006