Jakarta (ANTARA News) - Perum Bulog menargetkan pendapatan pada tahun 2014 sebesar Rp30 triliun, meningkat sekitar 20 persen dibanding pendapatan tahun 2013 yang diperkirakan mencapai Rp25 triliun.

"Kenaikan pendapatan didorong pertumbuhan pada bisnis komersial perseroan, dan pencapaian target penugasan pemerintah untuk sejumlah komoditas," kata Direktur Utama Bulog Sutarto Alimoeso, di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Jumat.

Menurut Sutarto, pada saat yang bersamaan laba bersih Perum Bulog diperkirakan berkisar Rp1,7 triliun-Rp1,8 triliun.

Ia menjelaskan, laba bersih Bulog diperkirakan bisa menembus angka Rp1,8 triliun, dengan catatan pemerintah memberikan margin keuntungan dalam menjalan tugas PSO sebesar 7 persen.

"Kalau margin fee tidak juga ditetapkan, maka laba bersih Bulog tahun ini (2014) bisa drop menjadi berkisar Rp300 miliar-Rp400 miliar," tegas Sutarto.

Pada tahun 2014 tambahnya, Bulog menargetkan pengadaan beras sebesar 3,8 juta ton.

"Pengadaan beras 2014 hampir sama dengan tahun 2013. Pengadaan dan penyaluran selalu seimbang, dengan minimum cadangan sekitar 2 juta ton," ujarnya.

Adapun komoditi lainnya kedelai, Bulog akan merealisasikan impor sekitar 100.000 ton.

"Kita lihat situasinya, kalau lancar jumlah 100.000 ton impor itu kemungkinan bisa ditambah. Impor juga sangat tergantung seberapa besar produksi kedelai dalam negeri," katanya.

Sementara komoditi gula, pada tahun 2014 Bulog akan menangani sekitar 350.00 ton.

"Jika harga gula berkisar Rp8.000 per kilogram, maka setidaknya kita harus menyediakan dana sekitar Rp2,4 triliun," katanya.

Khusus komoditi daging sapi, Sutarto menjelaskan, pihaknya siap mengimpor berkisar 3.000-4.000 ton.

"Kami berharap penugasan bisnis daging sapi dan impor kedelai tahun ini akan menambah pendapatan dan laba perusahaan," tegasnya.

Sutarto memastikan semua target-target keuangan tersebut hanya dapat tercapai jika Bulog mendapat margin fee sebesar 7 persen seperti yang diperoleh oleh Perum BUMN lainnya.

"Jika margin fee itu diperoleh maka keuntungan perusahaan akan diinvestasikan untuk memperluas infrastruktur seperti menambah gudang beras maupun kedelai, selain juga membangun cold storage untuk penyimpanan cadangan daging dan ikan," tegasnya.


Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014