Tripoli, Lebanon (ANTARA News) - Enam orang tewas dalam bentrokan di Kota Tripoli, Lebanon utara, di mana kekerasan sektarian yang terkait dengan konflik Suriah biasa terjadi, kata satu sumber keamanan, Senin.

"Tiga orang -- seorang wanita dan dua pria -- tewas dalam bentrokan hebat semalam yang mencakup penggunaan artileri berat dan roket," kata sumber itu kepada AFP.

Ketiga orang itu berasal dari daerah Sunni, Bab al-Tebbaneh, yang penduduknya biasa bentrok dengan warga dari daerah Alawite berdekatan, Jabal Mohsen.

Seorang keempat yang cedera dalam bentrokan pada Minggu tewas akibat luka-lukanya pada Senin.

Selain itu, dua orang dari Jabal Mohsen tewas pada Senin, termasuk satu orang yang diserang penembak gelap, kata sumber itu.

Sedikitnya 45 orang, menurut sumber itu, juga cedera dalam bentrokan tersebut, yang meletus setelah tembakan roket menewaskan delapan orang pekan lalu di daerah mayorotas Sunni, Arsal, yang merupakan tempat ribuan pengungsi Suriah.

Arsal terletak di Lebanon timur, namun ketegangan di Tripoli sering meletus setelah kejadian-kejadian di tempat lain.

Konflik sektarian antar-daerah telah berlangsung puluhan tahun namun akhir-akhir ini meningkat akibat perang saudara di negara tetangga, Suriah.

Ketegangan meningkat di Lebanon terkait konflik Suriah, setelah kelompok Hizbullah mengumumkan dukungannya dan mengirim pasukan untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas pemberontak Suriah.

Meski Lebanon secara resmi netral dalam perang di Suriah, negara itu terpecah antara pendukung Assad dan pendukung pemberontak Suriah.

Damaskus mendominasi Lebanon secara militer dan politik selama hampir 30 tahun hingga 2005.

Pada 18 Agustus 2013 lima roket mendarat di dan sekitar kota Hermel, sebuah pangkalan Hizbullah di Lebanon timur.

Hermel dan daerah-daerah lain di Lebanon timur, yang menjadi pangkalan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, diserang sejumlah roket dari Suriah dalam beberapa bulan ini.

Serangan roket terakhir itu terjadi tiga hari setelah ledakan bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan menewaskan 27 orang.

Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok Sunni yang menamakan diri Brigade Aisha mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom pada 15 Agustus itu dan berjanji melancarkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.

Penduduk di Beirut selatan mengatakan bahwa Hizbullah, kelompok pejuang yang didukung Iran dan Suriah, siaga tinggi dan meningkatkan pengamanan di daerah itu setelah peringatan dari pemberontak Suriah mengenai kemungkinan pembalasan karena dukungan mereka bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Kekerasan sektarian yang disulut oleh konflik Suriah juga terjadi di Lembah Bekaa dan kota-kota Laut Tengah, Tripoli dan Sidon, yang mencerminkan bahwa ketegangan sektarian baru menyebar di Timur Tengah.

Muslim Sunni di Lebanon mendukung pemberontak di Suriah, sementara penduduk Syiah mendukung Assad, bagian dari minoritas Alawite, cabang dari Syiah.

Pemimpin Hizbullah Nasrallah telah berjanji, kelompoknya akan terus berperang membela Assad setelah mereka memelopori perebutan kembali kota strategis Qusair pada Juni.

Pada Oktober 2012, bom mobil di bagian timur Beirut menewaskan seorang pejabat intelijen senior Wissam al-Hassan, yang memiliki kedekatan dengan partai oposisi utama Sunni Lebanon yang mendukung pemberontakan di Suriah, demikian AFP melaporkan..

(SYS/M014)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014