Kabanjahe, Sumut (ANTARA News) - Pengungsi erupsi Gunung Sinabung di Gereja Batak Karo Protestan di Kecamatan Kabanjahe memanfaatkan waktu dengan menganyam untuk menghilangkan kejenuhan selama berada di lokasi pengungsian.

Dalam pemantauan di Gereja Batak Karo Protestan (GBKP) Kabanjahe, Selasa, aktivitas menganyam tersebut dilakukan di aula dan halaman gereja.

Selain tikar, pengungsi juga membuat anyaman berbentuk tas berukuran kecil yang dapat digunakan untuk menyimpan benda-benda kecil.

Bahan anyaman yang dimanfaatkan pengungsi tersebut bukan hanya terbuat dari daun pandan, melainkan tali plastik yang banyak didapatkan di sekitar lokasi pengungsian.

Salah seorang pengungsi Pardi Beru Ginting mengatakan, kegiatan menganyam tersebut dilakukan agar tidak menimbulkan kejenuhan selama dalam pengungsian.

"Dari pada suntuk, lebih baik menganyam," kata pengungsi dari Desa Berastepu tersebut.

Ia mengaku kegiatan menganyam dilakukan untuk mengisi waktu yang luang. Ia tidak terlalu memikirkan hasil kegiatan yang dijalankannya itu.

"Digunakan sendiri saja. Bahan diambil dari apa saja yang ada," katanya.

Namun beberapa pengungsi mengaku hasil anyaman tersebut dapat mendatangkan hasil secara ekonomi jika kualitasnya bagus. Tikar hasil mereka dibeli pengelola gereja dengan harga Rp200 ribu meski harus dikerjakan sekitar dua minggu.

Pewarta: Irwan
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014