Kita harus berasumsi, kalau dulunya 10 tahun sekali (banjir karena hujan deras) nantinya bisa lebih sering, oleh sebab itu kita tata lebih permanen menghadapi resiko-resiko seperti ini,"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Presiden Boediono menegaskan perlunya menata kembali daerah aliran sungai (DAS) di Manado guna menghadapi terjadinya musim hujan yang lama karena terjadinya perubahan iklim.

"Kita harus berasumsi, kalau dulunya 10 tahun sekali (banjir karena hujan deras) nantinya bisa lebih sering, oleh sebab itu kita tata lebih permanen menghadapi resiko-resiko seperti ini," kata Wapres di Manado, Selasa, saat meninjau lokasi banjir bandang.

Wapres menegaskan, penataan DAS harus benar-benar disiplin, jangan sampai menunggu sehingga banyak pemukiman yang dibangun. Wapres mengingatkan bahwa pembangunan juga membutuhkan menjaga ekologi.

Gubernur Sulawesi Utara Sinyo Harry Sarundajang dalam laporannya mengatakan, banjir terjadi karena intensitas hujan yang sangat tinggi mencapai 200 mm padahal dalam keadaan normal hanya 50 mm.

Hujan terjadi sejak 14 Januari pagi berlanjut hingga 15 Januari membuat daerah aliran sungai tidak mampu menampung air, dan airnya tumpah ruah menjadi banjir bandang yang mengakibatkan 15 ribu orang mengungsi, serta 107 ribu jiwa terkena dampaknya. Sementara 19 orang dilaporkan tewas dan kerugian infrastruktur mencapai Rp1,8 triliun.

Sementara itu, dalam kunjungan seharai tersebut, meninjau dua lokasi banjir bandang, di wilayah Dendengan Dalam, Kota Manado dan Kelurahan Komo Luar, Lingkungan Dua, Kecamatan Wenang, Kota Manado. Selain itu juga memberikan bantuan yang secara simbolis diterima Gubernur Sarundajang.

Sejumlah menteri juga turut dalam peninjauan tersebut, diantaranya Menteri Perhubungan EE Mangindaan, Menteri Sosial Salim Segaf Al Jufrie, Wakil Menteri Pekerjaan Umum Hermanto Dardak dan Wakil Menteri Kesehatan Alie Gufron.

Wapres yang bertolak dari Jakarta menuju Manado pada pukul 06.00 WIB, tiba kembali ke Jakarta sekitar pukul 16.00 WIB. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014