Hanya delapan persen (pengaruhnya, red) karena tujuannya secara umum untuk meningkatkan pasokan air baku dan irigasi,"
Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pekerjaan Umum (PU) menilai Waduk Ciawi tak signifikan untuk mengurangi bencana banjir di Jakarta.

"Hanya delapan persen (pengaruhnya, red) karena tujuannya secara umum untuk meningkatkan pasokan air baku dan irigasi," kata Menteri Pekerjaan Umum, Djoko Kirmanto, kepada pers di Jakarta, Rabu.

Kendati begitu, tegasnya, bukan berarti waduk itu tidak penting. "Jadi bukan kita mengungkapkan ide ini agar kelihatan kerja saja," ucapnya.

Djoko mengungkapkan pemerintah ingin memberikan keuntungan-keuntungan lain, jika waduk yang akan dipecah menjadi dua ini dibangun.

Selain itu, katanya, pihaknya sedang memikirkan bagaimana agar kapasitas waduk yang sama bisa mengurangi banjir yang lebih besar.

Salah satu usulannya, menurut Djoko adalah mengadopsi sistim dam kering (Dry Dam).

Direktur Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Mohammad Hasan menyebut, pekerjaan konstruksi Waduk Ciawi akan dimulai pada 2015.

"Detil disainnya berubah," katanya.

Hal itu, kata Mohammad Hasan, karena kondisi dan karakter tanah di sekitar tanggul tidak memungkinkan.

Karena itu, tambahnya, waduk dibagi dua yakni Ciawi 104 hektare dan Sukamahi 46 hektare.

Sebelumnya, para pihak sepakat membangun Waduk Ciawi berkapasitas 11,8 juta meter kubik dan Sukamahi 2,4 juta meter kubik mulai 2015 dengan anggaran Rp1,9 triliun.

Anggaran pembebasan lahannya tanggung jawab Pemda DKI Jakarta dan ditargetkan tuntas tahun ini.

Menyinggung keberatan Pemerintah Kota Tangerang terhadap rencana sodetan Kali Ciliwung ke Kali Cisadane.

"Keberatan itu wajar dan memang bagian dari yang kita pertimbangkan. Itu kan belum final," katanya.

(E008/C004)

Pewarta: Edy Sujatmiko
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014