Jakarta (ANTARA News) - Sebagian besar saham pemerintah di Bank
Permata yang dilepas Selasa ini dibeli oleh Astra Internasional dan
Standard Chartered Bank (SCB).
"Jumlah investornya sekitar 20, dari jumlah yang dilepas (25,90
persen), lebih dari 50 persen dibeli oleh SCB dan Astra," kata Direktur PPA, Ananda Bharata di Gedung Departemen Keuangan Jakarta, Selasa.
Ia menyebutkan, dari sekitar 20 investor itu, sekitar 60 persennya merupakan investor asing, sementara investor lokalnya sekitar 40 persen. Investor asing misalnya dari Singapura dan Hong Kong.
Menurut dia, Astra dan SCB termasuk investor yang menawar dalam
kategori harga tinggi yaitu Rp875 per lembar saham.
Ia menyebutkan, setelah proses divestasi ini, proses penyerahan saham kepada para pemenang akan dilakukan Rabu (6/9) sementara pembayaran atau setelmen pada Senin (11/9).
Sebelumnya Astra dan SCB masing-masing menguasai saham Permata
sebanyak 31,55 persen dan publik sebanyak 10,74 persen, sementara PPA menguasai 25,90 persen.
Pemerintah melepas kepemilikan 2.005.671.898 lembar saham (25,90 persen) di Bank Permata dengan harga Rp875 per lembar atau dengan total perolehan dana sebesar Rp1,755 triliun.
PPA bertindak atas nama Menteri Keuangan RI melepas kepemilikan saham di Bank Permata itu melalui mekanisme market replacement.
Proses bookbuilding yang terbuka bagi investor lokal maupun asing yang memenuhi peraturan pasar modal dimulai setelah penutupan sesi perdagangan II tanggal 4 September 2006, dan dapat diselesaikan pada 6 September 2006 pukul 12:00 wib.
Total penawaran yang masuk mencapai 150 persen dari jumlah saham yang ditawarkan pada rentang harga penawaran Rp700-Rp875 per saham. Harga terbentuk di level Rp875 per saham atau sama dengan price book value 2,64 kali berdasar laporan keuangan Bank Permata per 31 Desember 2005.(*)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006