Komitmen untuk menyelesaikan kredit bermasalah tetap terjaga melalui upaya restrukturisasi, litigasi dan penjualan aset
Jakarta (ANTARA) - PT Bank Permata Tbk (BNLI) atau PermataBank  telah menyalurkan kredit senilai Rp138,9 triliun hingga kuartal III-2023, atau tumbuh 2,4 persen year on year (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun 2022.

"Kredit perseroan mayoritas dikontribusikan dari Kredit Pinjaman Korporasi dan Pembiayaan Bersama (Joint Financing)," ujar Direktur Keuangan PermataBank Rudy Basyir Ahmad di Jakarta, Kamis,

Ia melanjutkan Rasio Loan to Deposit (LDR) perseroan membaik menjadi 75,6 persen per September 2023 dibandingkan 68,9 persen per Desember 2022, sejalan dengan inisiatif untuk melakukan optimalisasi neraca bank.

Lalu, perseroan membukukan pendapatan usaha yang naik 11,6 persen (yoy) menjadi senilai Rp9 triliun pada kuartal III-2023, yang dikontribusikan dari pertumbuhan pendapatan bunga bersih yang naik 11,6 persen (yoy) menjadi senilai Rp7,4 triliun.

Kemudian, laba operasional sebelum provisi tercatat senilai Rp4,6 triliun, atau tumbuh 20,9 persen (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu, dan menghantarkan BNLI membukukan laba setelah pajak senilai Rp2,1 triliun pada kuartal III-2023.

Baca juga: Ekonom: Ketahanan ekonomi domestik terjaga meski ekspor melemah

Baca juga: Bank Permata terus beradaptasi di tengah tantangan digitalisasi


“Pada kuartal III-2023, total aset perseroan tercatat naik 14,3 persen (yoy) menjadi senilai Rp251,9 triliun,” ujar Rudy.

Rudy melanjutkan konsistensi dalam menerapkan pengelolaan kualitas aset dan portofolio kredit berdasarkan prinsip kehati-hatian, tercermin dalam rasio Gross NPL dan Loan at Risk (LAR) yang terjaga masing-masing pada level 2,9 persen dan 9,5 persen per September 2023, atau membaik dibandingkan pada level 3,1 persen dan 11,8 persen pada periode sama tahun 2022.

Lanjutnya, BNLI terus menjaga kebutuhan cadangan atas potensi penurunan risiko kredit secara konservatif, tercermin dari rasio NPL coverage dan rasio LAR coverage masing-masing di level 285,7 persen dan 86,7 persen.

“Komitmen untuk menyelesaikan kredit bermasalah tetap terjaga melalui upaya restrukturisasi, litigasi dan penjualan aset,” ujar Rudy.

Lebih lanjut, perseroan tercatat membukukan rasio Cost to Income (CIR) yang membaik menjadi 49,2 persen pada September 2023 dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 53,1 persen.

Kemudian, total simpanan nasabah tumbuh 12,6 persen (yoy) menjadi Rp181,8 triliun, dan perseroan tetap fokus untuk meningkatkan dana murah atau CASA, dimana rasio CASA masih berada di level 55.9 persen per September 2023.

Dari sisi permodalan, Rudy menyebut perseroan merupakan salah satu yang terkuat diantara 10 besar bank komersial di Indonesia dengan rasio CAR dan CET-1 sebesar 39,4 persen dan 29,9 persen.

Baca juga: Bank Permata pertimbangkan tutup akun rekening saldo Rp0

Baca juga: Bank Permata cetak laba Rp1,41 triliun di semester I 2023

Pewarta: Muhammad Heriyanto
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023