Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan menyatakan bahwa realisasi ekspor Indonesia sepanjang 2013 mencapai 182,57 miliar dolar AS, melampaui target yang ditetapkan pemerintah sebesar 179 miliar dolar AS.

"Ekpor kita semakin positif, target ekspor sebesar 179 miliar dolar AS, namun ternyata (realisasi) mencapai 182,6 miliar dolar AS," kata Wakil Menteri Perdagangan Bayu Krisnamurthi saat menyampaikan keterangan pers doal kinerja ekspor-impor di kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, Senin.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor nonmigas tahun 2013 sebesar 149,93 miliar dolar AS atau turun 2,03 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sementara ekspor migas nilainya 32,63 miliar dolar AS atau turun 11,8 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Bayu mengatakan, selama tahun 2013 situasi pasar dunia masih berada dalam ketidakpastian dan belum sepenuhnya pulih dari krisis ekonomi.

"Dengan gambaran seperti ini, maka kita bisa lebih optimis memandang tahun 2014, karena tahun ini pasar dunia lebih positif seperti pasar ekspor ke Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa sudah memberikan tanda-tanda positif," kata Bayu.

Kondisi yang demikian, jelas Bayu, memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk meningkatkan kinerja ekspor tahun 2014.

Apalagi neraca perdagangan Indonesia pada Desember 2013 juga tercatat surplus 1,5 miliar dolar AS.


Penyumbang terbesar

Bayu menjelaskan, penyumbang nilai ekspor paling besar selama Desember tahun 2013 lalu adalah ekspor bahan bakar mineral yang mencapai 2,1 miliar dolar AS; kemudian lemak dan minyak hewan/nabati senilai 1,7 miliar dolar AS; serta bijih, kerak, dan abu logam sebesar 975,7 juta dolar AS.

"Jika dilihat dari komoditi beberapa produk, jumlah terbesar berasal dari batubara dan lemak nabati atau CPO. Selain itu, ada beberapa andalan ekspor kita mengalami pertumbuhan cukup besar baik dari sisi volume ataupun nilainya," ujar Bayu.

Beberapa produk manufaktur juga memberikan kontribusi terhadap peningkatan ekspor, seperti ekspor pakaian jadi bukan rajutan yang meningkat 81,4 juta dolas AS atau naik 29,9 persen, serta kendaran dan bagiannya meningkat 49 juta dolar AS atau naik 13,4 persen.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2014