Jakarta (ANTARA News) - Perhelatan Agrinex Expo kembali digelar sebagai ajang promosi dan pameran produk pertanian Indonesia lewat penyelanggaraan kedelapan tahun di Jakarta Convention Center pada 28-30 Maret 2014.

Pameran itu digelar atas kerjasama Institut Pertanian Bogor dan PT Puteri Cahaya Kharisma dengan dukungan Kementerian Pertanian dan Yayasan Coop Indonesia.

"Ini ajang sebagai kesempatan kita untuk menunjukkan pencapaian, pembangunan, pertanian yang nantinya diharapkan pihak-pihak lain lebih tertarik terutama investor guna membangun agribisnis Indonesia, menghasilkan produk-produk yang bisa bersaing," kata Dirjen Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian Kementerian Pertanian Yusni Emilia Harahap saat jumpa pers, di kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, Senin.

Menurut Yusni tema pameran "Ketahanan Pangan Nasional, Jalan Kebangkitan Pertanian Indonesia" sangat relevan dengan upaya pemerintah untuk terus menerus meningkatkan ketahanan pangan nasional.

"Diharapkan dengan ajang ini mampu mendorong agribisnis untuk kesejahteraan masyarakat dan khususnya petani," ujar Yusni.

Sementara Rektor IPB Herry Suhardiyanto mengungkapkan pertanian merupakan tulang punggung penting dari kesejahteraan bangsa. Akan tetapi, kebutuhan pangan yang meningkat belum mampu diimbangi dengan produksi yang menurut Herry belum efisien.

Padahal, lanjut Herry, inovasi sudah banyak dikembangkan oleh para peneliti Indonesia. Terdapat 615 inovasi yang 234 diantaranya merupakan hasil penelitian dari IPB dan sebagian besar berupa penelitian pangan.

"Tetapi baru 10 persen yang ada kelanjutannya. Ini karena antara pelaku bisnis dengan penghasil inovasi belum nyambung sehingga belum banyak dimanfaatkan oleh pelaku bisnis," jelas Herry.

"Memang tidak mudah, inovasi tidak bisa langsung dikomersialisasikan karena ada banyak tahap. Semoga dengan ajang ini ada interaksi antara pelaku bisnis dengan penghasil inovasi," tambahnya.

Ketahanan pangan menjadi tantangan Indonesia ditengah tingginya alih fungsi lahan pangan, makin buruknya efek perubahan iklim serta pesatnya pertumbuhan penduduk dunia.

Menurut Ketua Penyelenggara Agrinex Expo 2014 Rifda Ammarina, Indonesia mengadapi dilema untuk memperjuangkan lahan untuk pangan atau lahan tambang, perkebunan serta membuka kawasan industri yang memberikan lebih banyak laopangan kerja baru.

"Akibatnya harga pangan berfluktuasi dan peningkatannya tidak berbanding lurus dengan daya beli masyarakat. Kebijakan impor pangan sebagai solusi untuk harga pangan yang terjangkau jelas menjadi bumerang bagi program ketahanan pangan nasional," jelasnya.

Oleh karena itu pada ajang Agrinex Expo 2014 ini, Rifda merangkul pengusaha perumahan, industri, dan tambang.

"Ketiga sektor itu mengambil lahan pertanian. Dan ini merupakan ancaman. Maka kita mengajak mereka agar berkontribusi," kata Rifda.

Pewarta: Monalisa
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014