Mombasa, Kenya (AANTARA News) - Lebih dari 100 orang yang ditangkap setelah kerusuhan mematikan ketika polisi menyerbu sebuah masjid Kenya dituduh Senin sebagai anggota kelompok militan Somalia Al-Shabaab.

"Kami menerima informasi bahwa ada konvensi jihad di dalam masjid itu dan pada saat itu lah kami bergerak masuk," kata kepala kepolisian setempat Robert Kitur.

Orang-orang di dalam Masjid Mussa "menjadi beringas dan menyerang aparat kami", kata Kitur, dengan menambahkan bahwa lebih dari 100 orang ditangkap dalam insiden itu.

Hakim James Ombura memerintahkan ke-129 orang itu ditahan hingga Jumat untuk memungkinkan jaksa menyelesaikan penyelidikan dan terdakwa diperkirakan akan menyampaikan pembelaan.

Empat dari mereka yang dituduh tidak berada di pengadilan karena mereka dirawat atas luka-luka yang diderita selama bentrokan Minggu, yang menewaskan tiga orang, termasuk seorang polisi.

Polisi Kenya pada masa silam mengaitkan masjid itu dengan rekrutmen untuk kelompok Al-Shabaab Somalia.

Banyak Muslim di daerah miskin Mombasa merasa dipinggirkan oleh pemerintah Nairobi yang didominasi orang Kristen, dan penumpasan terhadap perekrutan jaringan militan Muslim di kota wisata itu telah mengobarkan kebencian.

Orang-orang bersenjata tak dikenal menembak mati dua pengkhutbah garis keras yang terkait dengan Masjid Mussa dalam 18 bulan terakhir. Kedua ulama itu menyerukan bahwa sudah waktunya melakukan kekacauan.

Muslim di masjid itu menuduh pihak berwenang mendalangi pembunuhan tersebut, namun tuduhan itu dibantah oleh pemerintah.

Kenya, yang menjadi tempat tinggal banyak warga Somalia, dilanda gelombang serangan, terutama di Nairobi dan kota pelabuhan Mombasa, serta Garissa, setelah pasukan negara itu memasuki Somalia pada Oktober 2011 untuk menumpas kelompok gerilya garis keras Al-Shabaab, yang mereka tuduh bertanggung jawab atas penculikan dan serangan bom di dalam wilayah Kenya.

Pasukan Kenya menyerang pangkalan-pangkalan Al-Shabaab sejak dua tahun lalu dan kemudian bergabung dengan pasukan Uni Afrika berkekuatan 17.700 orang yang ditempatkan di Somalia.

Al-Shabaab yang bersekutu dengan Al-Qaida mengobarkan perang selama beberapa tahun ini dalam upaya menumbangkan pemerintah Somalia dukungan PBB.

Kelompok itu mengklaim bertanggung jawab atas serangan di pusat perbelanjaan di Nairobi, Kenya, yang dimulai Sabtu siang (21 September), ketika orang-orang bersenjata menyerbu ke dalam kompleks pertokoan itu dengan menembakkan granat dan senjata otomatis serta membuat pengunjung toko yang panik lari berhamburan untuk menyelamatkan diri.

Penyerang menyandera sejumlah orang dan terlibat dalam ketegangan dengan polisi dan pasukan hingga Selasa (24 September), ketika Presiden Kenya Uhuru Kenyatta mengumumkan bahwa bentrokan telah berakhir dan sedikitnya 67 orang tewas.


Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014