Sidoarjo (ANTARA News) - Gelembung air baru yang terdeteksi pada Kamis (7/9) di dekat "pond" (kolam penampungan lumpur) 3 Dusun Jatianom, Desa Jatirejo, kondisinya, Jumat (8/9) terlihat semakin mengecil. Namun petugas Fergaco Indonesia dan Lapindo masih mengalami kesulitan untuk masuk ke lokasi, guna menganalisa properti yang dikeluarkan oleh gelembung tersebut. Sutrisno, Ketua Tim Monitoring dan Analisis Gas Berbahaya Fergaco Indonesia, menyatakan untuk mencapai lokasi yang jaraknya sekitar 25-30 meter dari tanggul pond 3, petugas memerlukan bantuan rakit. Mengingat hingga Kamis petang lalu, pinjaman rakit belum bisa didapat, maka perkerjaan terpaksa ditunda hingga Jumat siang. Dia menambahkan dari hasil pantauan petugas sejak pagi, kondisi gelembung air itu terlihat semakin mengecil, dibandingkan saat pertama kali ditemukan. Ketinggian gelembung saat ini bekisar antara 5-7 cm dari permukaan air lumpur, kondisi ini jauh lebih kecil dibandingkan pada hari sebelumnya yang bekisar antara 15-20 cm. Diameternya masih tetap yaitu 0,5 meter. Mengenai properti apa saja yang terkandung dalam gelembung air tersebut, Sutrisno belum bisa memastikan sebelum terjun langsung ke titik sasaran. Dugaan sementara, gelembung kemungkinan bukan berasal dari gas seperti yang terjadi di pusat semburan utama Siring (sumur Banjar Panji 1), tetapi air sumber dari sumur milik warga setempat. "Keterangan yang berhasil kami dapat dari beberapa saksi mengatakan kalau lokasi sumber gelembung berdekatan dengan sumur milik warga setempat, maka kemungkinan yang keluar adalah air bukan gas," paparnya. Jika itu benar-benar air, menurut Sutrisno, gelembung akan hilang dengan sendirinya seperti yang terjadi di Desa Renokenongo beberapa waktu lalu. Namun, jika dalam penelitian yang akan dilakukan siang ini gelembung berasal dari gas, maka harus segera disumbat atau dihentikan, karena sangat berbahaya. Seperti diberitakan, gelembung baru itu pertama kali ditemukan sekitar pukul 09.00 WIB (Kamis, 7/9) oleh operator buldozer bernama Bambang, saat sedang mengerjakan peninggian dan penguatan tanggul di area pond 3. "Ketika awal ditemukan, kondisi gelembungnya kecil-kecil. Namun sekitar pukul 13.0 WIB, gelembung melebar sekitar 0,5 meter dengan ketingian dari permukaan air lumpur sekitar 20 cm," tutur Bambang. Jarak antara lokasi terjadinya gelembung sekitar satu km dari semburan lumpur panas utama di Siring. Sedangkan dari tanggul pond 3 jaraknya sekitar 25-30 meter. Namun kejadian itu, ternyata tidak menimbulkan kepanikan warga setempat, lantaran warga di sekitar lokasi seluruhnya sudah dievakuasi. (*)

Copyright © ANTARA 2006