Jakarta (ANTARA News) -  Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang masih ada iklan rokok, kata  Ketua Pusat Pengawas dan Pengendali Tembakau (TCSC) Kartono Muhammad .

Menurut Kartono, Senin, ada atau tidak adanya iklan rokok tergantung komitmen pemerintah untuk melindungi masyarakatnya dari bahaya rokok.

"Tapi sepertinya pemerintah tidak mau untuk melarang penyiaran iklan rokok," kata dia.

TCSC berpendapat iklan rokok yang ditampilkan di berbagai media merupakan penyesatan.

"Iklan rokok itu menyesatkan. Dalam iklan menampilkan sosok yang macho, pemberani, dan kuat, padahal efek yang ditimbulkan rokok justru sebaliknya," ujar Kartono.

Rokok, lanjutnya, justru membuat para perokok sakit-sakitan. Jauh dari kesan yang disampaikan dalam iklan tersebut.

Oleh karena itu, TCSC mendorong agar tidak ada lagi iklan rokok di media.

"Iklan justru mendorong orang untuk merokok, padahal racun yang mencandu. Maksudnya, rokok membuat para perokoknya ketagihan, " jelas dia.

Disinggung mengenai gambar peringatan merokok yang harus tertera di bungkus rokok, Kartono mengatakan hal itu sangat efektif untuk menekan jumlah perokok di Tanah Air.

Di negara lain, para perokok merasa enggan untuk merokok begitu melihat gambar yang ada di bungkus rokok tersebut.

Pencantuman peringatan kesehatan tersebut, juga sesuai dengan Permenkes 28/2013. Rencananya gambar peringatan pada bungkus rokok tersebut akan dimulai pada Juni 2014.

Jurnal Kesehatan Amerika menyebutkan jumlah perokok di Indonesia mencapai 52 juta jiwa. Jumlah tersebut meningkat 57 persen dalam kurun waktu 30 tahun terakhir.

Pewarta: Indriani
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2014