PBB, New York (ANTARA News) - Lebih dari 1.130 orang telah diungsikan dari Kota Tua Homs, Suriah, sejak "jeda kemanusiaan" yang disepakati bagi kota terkepung itu dimulai empat hari lalu, kata juru bicara PBB Martin Nesirky pada Selasa (11/2).

Menurut Kantor PBB bagi Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), lebih dari 1.130 orang sejauh ini telah diungsikan dari Homs dan semuanya dilaporkan berada dalam keadaa kelaparan.

Jeda kemanusiaan tersebut, yang disepakati antara Damaskus dan PBB, memungkinkan anak-anak dan orang yang berusia lanjut serta memungkinkan bantuan memasuki Homs, tempat 2.500 orang Suriah telah terjebak tanpa pertolongan selama hampir dua tahun.

Gencatan senjata tersebut, yang pertama, nyaris tak bisa dimulai dengan ketika pada Jumat (7/2) penembak gelap dan tembakan lain sempat menghambat pengungsian 83 orang.

Youssouf Abdel-Jelil, wakil Dana Anak PBB (UNICEF) di Suriah yang berada di Homs, mengatakan sebanyak 500 anak telah dikeluarkan dari kota tua tersebut. Mereka kelihatan "ketakutan, lemah dan kurus", demikian laporan Xinhua.

Secara umum, ada masalah kekurangan gizi dan juga juga keperluan bagi vaksinasi buat anak-anak, kata juru bicara itu.

Sebelum operasi dimulai, Abdel-Jelil mengatakan UNICEF memperkirakan lebih dari 1.000 anak terjebak di Homs. Ia meminta akses buat anak-anak dan warga sipil agar bantuan bisa diberikan kepada mereka, kata Nesirky.

Beberapa tim kemanusiaan terus berada di lapangan, dan mereka memantau kondisi dan bekerja sama dengan perantara untuk melihat bagaimana jeda kemanusiaan dapat bergerak masuk dengan cara berkelanjutan untuk memberi bantuan dan mengungsikan orang yang ingin pergi, kata Nesirky. Ia menambahkan pasokan pangan dikirim buat 2.500 orang.

Nesirky juga menyoroti perlunya pengiriman bantuan yang berkelanjutan buat warga Homs dan semua daerah terkepung yang menjadi tempat tinggal 250.000 orang, dan buat semua orang yang memerlukan bantuan di seluruh Suriah.

Sementara itu, badang pengungsi PBB pada Selasa (11/2) mengatakan lebih dari 20.000 pengungsi Suriah telah menyelamatkan diri ke Turki sejak Januari. Itu menandai arus pengungsi terbesar dalam satu tahun.

Lebih dari 500 orang tiba setiap hari melalui beberapa tempat penyeberangan belum lama ini, kata Kepala Juru Bicara Komisariat Tinggi PBB Urusan Pengungsi (UNHCR) Melissa Fleming di Jenewa, seperti dikutip kantor berita Anatolia.

Gelombang pengungsi pada tahun ini menambah besar tekanan bagi penanganan darurat pengungsi, kata Fleming. Menurut dia, UNHCR sedang membahas dengan pemerintah mengenai dukungan tambahan guna membantu Turki mengatasi keadaan.

(C003)


Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2014