Anda kalau mau bawa golok, gue tembak. Anda jangan seenaknya menekan orang naik angkot Anda. Siapa yang mau naik angkot sekarang ini?"
Jakarta (ANTARA News) - Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meminta para sopir angkot tidak anarkis saat menyuarakan pendapatnya menolak Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).

"Anda kalau mau bawa golok, gue tembak. Anda jangan seenaknya menekan orang naik angkot Anda. Siapa yang mau naik angkot sekarang ini? Yang punya motor pasti langsung naik motor, kelas menengah ke atas ya pasti pilih BKTB," kata pria yang abrak disebut Ahok itu di Balaikota, Rabu.

Ahok menjelaskan tindakan anarkis para sopir angkot dalam memprotes operasi BKTB tidak masuk akal karena pangsa pasar angkot dan BKTB berbeda.

"Berdasarkan hasil survei, orang yang ekonominya baik tidak mau naik kendaraan umum karena kebersihan enggak jelas, keamanan enggak jelas, yang bawa sopir tembak, enggak pake seragam, ngetem-ngetem, nurunin penumpang sembarangan, muter sembarangan. Orang yang enggak punya duit baru terpaksa naik bus ke Jakarta," kata Ahok.

Oleh sebab itu, BKTB sebenarnya merupakan upaya Pemda DKI Jakarta dalam mendorong warga menengah-atas menggunakan kendaraan umum alih-alih kendaraan pribadi guna mengurangi kemacetan Ibu Kota.

"Ini bukan pangsa pasar Anda kok, ini juga bukan pakai jalur Anda kok, BKTB kan masuk perumahan. Lalu Anda merasa penumpang sepi? Ya pasti sepi! Teorinya makin lama angkot akan mati, karena sebenarnya orang naik angkot itu terpaksa. Sekarang kamu marah. Kalau kalian memang pintar, kenapa enggak pecahin aja semua motor, pecahin semua mobil pribadi paksa naik angkot kalian," kata ahok.

Lebih lanjut Ahok menegaskan pihaknya akan menyelidiki kasus anarkisme sopir angkot tersebut.

"Kalau Anda macem-macem, pasti saya hukum. Kita cari otaknya siapa. Kalau bukan politik, ya kita didik. Kalau Anda kurang ajar, saya ajari Anda lebih kurang ajar," kata Ahok.

Kemarin, empat unit BKTB dirusak massa yang diduga sopir angkot.

Pewarta: Ida Nurcahyani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014