Awalnya saya tidak tahu kalau ini efek Gunung Kelud.
Surabaya (ANTARA News) - Sebagian wilayah Surabaya dan sekitarnya mulai dini hari hingga pagi ini dilanda hujan abu dampak dari erupsi Gunung Kelud yang terjadi Kamis (13/2) pukul 22.50 WIB .

"Saya kaget saat buka pintu rumah pagi tadi, kok banyak debu di depan. Ternyata debu ini dampak dari Gunung Kelud," ujar Aedid, warga Bulak Banteng, Jumat (14/2).

Hingga pukul 07.30 WIB, hujan abu masih terjadi. Aktifitas warga pun terpengaruh, bahkan para siswa yang berangkat sekolah terlihat menggunakan masker, payung, dan jas hujan.

"Kalau tidak menggunakan masker atau alat lainnya, tentu mengganggu saluran pernafasan dan membuat mata pedih," kata bapak satu anak tersebut.

Salah satu warga lainnya, Ilsa Rahman, juga mengaku kaget saat melihat di luar rumah dan mendapati motornya penuh debu.

"Awalnya saya tidak tahu kalau ini efek Gunung Kelud. Setelah lihat tv, ternyata erupsi Gunung Kelud yang dampaknya sampai ke mana-mana, termasuk Surabaya," kata pria yang bekerja di kawasan Gresik tersebut.

Pada Kamis (13/2) malam, warga di sekitar Kaweron, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, berhamburan keluar rumah dihebohkan kabar Gunung Kelud meletus setelah beberapa jam sebelumnya dinaikkan statusnya dari Siaga (Level III), menjadi Awas (Level IV).

Selain bau belerang sudah menyebar dan sedikit terlihat kepulan gumpalan awan hitam dan semburan lava pijar di atas gunung itu dari daerah dengan radius berkisar 15--20 kilometer.

Di sejumlah daerah terkena dampak dengan terjadinya hujan kerikil erupsi Gunung Kelud yang menyebar sampai jarak puluhan kilometer. Hujan abu juga terjadi di sejumlah daerah, baik Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Perubahan status gunung yang berada di ketinggian 1.776 meter di atas permukaan laut itu relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.

Letusan Gunung Kelud di antaranya terjadi pada tahun 1990, sebelumnya tahun 1966 setelah Gerakan 30 September dan tahun 1955. Letusan tahun 1990 menewaskan sekitar 250 orang dan letusan terakhir terjadi pada 2007, namun bersifat "letusan tertahan".

Sementara itu, Satlak PB Kabupaten Kediri membuka Posko Utama pada 0354-7415299, posko logistik pada 0354-7415318 atau 082140682830, dan media center 0354-7415289, sedangkan CSM Cargo membuka posko bantuan transportasi gratis untuk kawasan bencana Gunung Kelud.

(KR-FQH)


Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014