Beijing (ANTARA News) - Sutradara China, Jia Zhangke, yang menyabet penghargaan Golden Lion untuk Film Terbaik pada Festival Film Venesia, menyatakan, Minggu, penghargaan yang diterima filmnya, "Still Life", merupakan simbol penghormatan pada orang yang difilmkannya. "Sungguh saya tak pernah menyangka akan meraih penghargaan ini," kata Jia dalam klip video yang disiarkan pada Sina.com, salah satu portal web terkemuka China, setelah filmnya membawa pulang penghargaan pada Sabtu lalu. Film tersebut berlomba dalam festival sebagai peserta terakhir. "Penghargaan ini tak hanya akan lebih mendorong para sineas muda, tetapi juga memperlihatkan penghormatan kepada semua orang dalam film saya." "Still Life" menuturkan kisah pasangan yang terpisah di Fengjie, kota di kawasan Sungai Yangtze, dan bagaimana mereka mengatasi relokasi massal dari kota itu akibat tergusur proyek Three Gorges Dam, proyek pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia. Jia, 36 tahun, memaparkan dengan gamblang berbagai kesulitan yang muncul akibat proyek raksasa itu atas 1,13 juta penduduk yang terpaksa meninggalkan rumah mereka untuk memuluskan proyek kontroversial itu. "Film ini memerlukan waktu syuting selama 10 tahun dan kami memfilmkan berbagai perubahan yang dihadapi rakyat jelata China," katanya, seperti dilansir AFP. Sajikan keterbelakangan dan kebodohan? Sekalipun pers China memuji Jia karena berhasil menyabet penghargaan, sejumlah jurnal pribadi di Internet (blogger) menyatakan kemarahan mereka atas terpilihnya film itu, dengan meremehkan tema sentral film itu dan latar belakang Fengjie, sebuah kota miskin dan kumuh di China. Satu blogger pada Sina.com menulis: "Film seperti ini ...hanya menyajikan tentang keterbelakangan China, dengan membiarkan orang asing menyaksikan sisi kebodohan kita." "Dewasa ini metode yang dianut banyak sutradara terkenal China adalah membuat film sampah dan kemudian meraih penghargaan dan menjadi termasyhur," kata blogger lainnya. (*)

Copyright © ANTARA 2006