Tripoli, Lebanon (ANTARA News) - Dua orang tewas di kota Tripoli, Lebanon, Kamis, termasuk seorang komandan militer dari minoritas Alawite yang ditembak mati ketika sedang menuju tempat kerjanya, kata beberapa sumber keamanan.

Ketegangan yang telah lama terjadi antara Alawite, cabang dari Syiah, dan Sunni di kota kawasan Laut Tengah itu memburuk akibat perang sektarian di negara tetangga, Suriah, yang mengarah pada konflik bersenjata, lapor Reuters.

Presiden Suriah Bashar al-Assad adalah seorang Alawite dan pemberontak yang berusaha menggulingkannya sebagian besar dari kubu Sunni.

Orang-orang bersenjata Kamis pagi membunuh Abdel Rahman Youssef, seorang pemimpin militer di Partai Demokratis Arab pro-Suriah, sehari setelah tiga orang lain cedera dalam bentrokan, kata sumber-sumber partai dan keamanan.

Korban tewas yang satunya adalah seorang Sunni, kata sumber-sumber itu.

Youssef adalah seorang tokoh menonjol di daerah Jabal Mohsen yang berpenduduk mayoritas Alawite di Tripoli.

Ketegangan meningkat di Lebanon terkait konflik Suriah, setelah kelompok Hizbullah mengumumkan dukungannya dan mengirim pasukan untuk membantu Presiden Bashar al-Assad menumpas pemberontak Suriah.

Meski Lebanon secara resmi netral dalam perang di Suriah, negara itu terpecah antara pendukung Assad dan pendukung pemberontak Suriah.

Damaskus mendominasi Lebanon secara militer dan politik selama hampir 30 tahun hingga 2005.

Pada 18 Agustus 2013 lima roket mendarat di dan sekitar kota Hermel, sebuah pangkalan Hizbullah di Lebanon timur.

Hermel dan daerah-daerah lain di Lebanon timur, yang menjadi pangkalan kelompok Syiah Lebanon Hizbullah, diserang sejumlah roket dari Suriah dalam beberapa bulan ini.

Serangan roket terakhir itu terjadi tiga hari setelah ledakan bom mobil di pangkalan Hizbullah di Beirut selatan menewaskan 27 orang.

Menurut laporan Reuters, sebuah kelompok Sunni yang menamakan diri Brigade Aisha mengklaim bertanggung jawab atas serangan bom pada 15 Agustus itu dan berjanji melancarkan operasi lebih lanjut terhadap Hizbullah.

Penduduk di Beirut selatan mengatakan bahwa Hizbullah, kelompok pejuang yang didukung Iran dan Suriah, siaga tinggi dan meningkatkan pengamanan di daerah itu setelah peringatan dari pemberontak Suriah mengenai kemungkinan pembalasan karena dukungan mereka bagi Presiden Suriah Bashar al-Assad.

Kekerasan sektarian yang disulut oleh konflik Suriah juga terjadi di Lembah Bekaa dan kota-kota Laut Tengah, Tripoli dan Sidon, yang mencerminkan bahwa ketegangan sektarian baru menyebar di Timur Tengah.

Muslim Sunni di Lebanon mendukung pemberontak di Suriah, sementara penduduk Syiah mendukung Assad, bagian dari minoritas Alawite, cabang dari Syiah.

Pemimpin Hizbullah Nasrallah telah berjanji, kelompoknya akan terus berperang membela Assad setelah mereka memelopori perebutan kembali kota strategis Qusair pada Juni.

Pada Oktober 2012, bom mobil di bagian timur Beirut menewaskan seorang pejabat intelijen senior Wissam al-Hassan, yang memiliki kedekatan dengan partai oposisi utama Sunni Lebanon yang mendukung pemberontak di Suriah.

Penerjemah: Memet Suratmadi

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014