Warsawa (ANTARA News) - Presiden Ukraina Viktor Yanukovych mengatakan kepada para utusan Uni Eropa bahwa ia bersedia untuk mengadakan pemilu dini tahun ini, kata Perdana Menteri Polandia Donald Tusk Kamis.

Sebelumnya terjadi bentrokan antara para demonstran anti-pemerintah dan polisi di Kiev menyebabkan puluhan orang tewas.

Para menteri luar negeri Prancis, Jerman dan Polandia mengadakan pembicaraan dengan Presiden Yanukovych pada Kamis untuk membahas dokumen yang "mungkin menawarkan beberapa harapan yang mengarah untuk memutus mata-rantai kekerasan", kata Tusk kepada wartawan di Warsawa.

"Antara lain yang disepakati dengan Yanukovych adalah kesediaannya untuk mengadakan pemilihan dini tahun ini, baik untuk presiden maupun parlemen," kata Tusk tentang pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri Prancis Laurent Fabius, Menlu Jerman Frank-Walter Steinmeier dan Menlu Polandia Radoslaw Sikorski.

Tusk menambahkan bahwa Yanukovych bersedia untuk membentuk pemerintah persatuan nasional dalam 10 hari ke depan dan akan mengubah konstitusi sebelum musim panas.

Para utusan mengadakan pembicaraan beberapa jam dengan Yanukovych dan dengan tiga pemimpin utama oposisi di Kiev, saat Uni Eropa Kamis menyepakati untuk memberlakukan larangan perjalanan dan pembekuan aset orang Ukraina yang dianggap bertanggung jawab atas pelanggaran hak asasi manusia, kekerasan dan penggunaan kekuatan yang berlebihan.

Sikorski menjelaskan di Twitter Kamis malam menyusul pembicaraan dengan oposisi mengatakan : " ... dalam perjalanan kembali kepada Presiden untuk membantu kemajuan perundingan. Kemajuan dibuat tetapi perbedaan penting masih tetap ada."

Tusk meminta kepada rakyat Polandia untuk menyatakan solidaritas mereka dengan tetangga Ukraina dengan menyalakan lilin di jendela-jendela rumah mereka di seluruh negeri pada Jumat malam untuk menghormati mereka yang meninggal di Kiev.

Polandia, negara bekas-komunis yang bergabung dengan Uni Eropa pada tahun 2004, telah lama menjadi penasihat bagi Ukraina untuk bergerak lebih dekat ke blok itu. Namun gerakan tersebut ditentang oleh mantan guru Kiev, Moskow.

Kerusuhan di Ukraina awalnya dipicu oleh keputusan mengejutkan Yanukovych pada November untuk menyingkirkan perjanjian perdagangan dan asosiasi politik yang bersejarah dengan Uni Eropa, dan lebih mendukung hubungan lebih dekat dengan Rusia, demikian AFP.

Penerjemah: Askan Krisna

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014