Sudah mulai dikerjakan dengan melibatkan semua unsur, seperti masyarakat langsung, TNI, serta relawan,"
Kediri (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, mulai membenahi rumah warga yang terdampak erupsi Gunung Kelud (1.730 mdpl) agar siap huni.

"Sudah mulai dikerjakan dengan melibatkan semua unsur, seperti masyarakat langsung, TNI, serta relawan," kata Bagian Informasi Satlak Penanggulangan Bencana Adi Suwignyo di Kediri, Sabtu.

Ia mengatakan jumlah rumah warga yang rusak sekitar 19 ribu rumah baik rusak berat, sedang, ataupun ringan. Rumah itu tersebar di empat kecamatan terdampak, yaitu Kecamatan Ngancar, Plosoklaten, Kepung, dan Puncu.

Ia menyebut, sejumlah materiil bangunan sudah mulai tersedia baik semen, kayu, ataupun genteng. Namun, jumlahnya masih kurang mencukupi, mengingat kebutuhannya cukup banyak.

Untuk genteng misalnya, untuk memperbaiki rumah sebanyak 19 ribu dibutuhkan sekitar 10 juta genteng, tapi saat ini yang ada hanya sekitar 1 juta genteng saja.

Pihaknya juga menyebut, sejauh ini bantuan itu masih diberikan donatur, sementara dari pemerintah provinsi ataupun pusat masih dalam proses.

Ia berharap bantuan itu segera turun mengingat sangat dibutuhkan oleh warga. Mereka tidak nyaman tinggal di dalam rumah, karena kondisi rumah mereka masih rusak.

Bahkan, ia menyebut sampai saat ini masih ada pengungsi yang tinggal di tempat pengungsian. Jumlahnya masih sekitar 2 ribu pengungsi yang tersebar di Kecamatan Puncu dan Kepung.

"Kondisi rumah mereka masih rusak berat dan tidak memungkinkan untuk ditinggali. Jadi, kami perbaiki rumah mereka sampai siap huni," jelasnya.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada Kamis (13/2) pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas, mengeluarkan material berupa pasir, batu, serta debu vulkanik.

Saat ini, status Gunung Kelud sudah dinyatakan siaga, setelah tim PVMBG memastikan terjadi penurunan aktivitas. Dengan itu, jarak 5 kilometer harus steril.(*)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014