Jakarta, 25/2 (Antara) - Media-media di Indonesia dinilai masih abai dalam memberitakan isu-isu yang terkait dengan ASEAN sehingga masyarakat Indonesia belum memiliki gambaran cukup tentang hal-hal yang akan dihadapi dalam era Masyarakat Ekonomi ASEAN.

"Media-media di Indonesia selama ini masih kurang perhatian untuk memberitakan isu-isu terkait ASEAN, seperti Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC) dan AFTA (Kawasan Perdagangan Bebas ASEAN)," kata Direktur Pemberitaan Lembaga Kantor Berita Nasional (LKBN) Antara Akhmad Kusaeni, di Jakarta, Selasa.

Padahal, ketika kedua hal itu diberlakukan tentu akan membawa perubahan besar bagi masyarakat Indonesia, kata Akhmad Kusaeni dalam seminar bertema "The Role of Media in Facing ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015" di Universitas Tanri Abeng.

Ia menyampaikan hasil survei yang dilakukan Kementerian Luar Negeri RI untuk melihat seberapa banyak warga Indonesia yang mengetahui tentang Masyarakat Ekonomi ASEAN (AEC).

"Hasil survei menunjukkan 75 persen orang Indonesia tidak tahu akan adanya AEC pada 2015. Sementara, 81 persen warga Indonesia hanya tahu nama atau istilah ASEAN, dan 19 persen lainnya tidak pernah tahu ataupun mendengar apapun tentang ASEAN," ungkapnya.

Menurut dia, kurangnya perhatian media dalam memberitakan tentang AEC dan AFTA karena isu-isu terkait ASEAN dinilai kurang menarik oleh media-media di Indonesia, yang sekarang ini cenderung "menjadi industri".

"Padahal, isu-isu mengenai AFTA dan AEC itu sangat penting untuk mempersiapkan masyarakat kita. Namun, berita ASEAN dinilai kurang menarik perhatian, sehingga tidak bisa menarik rating maupun oplah," ujarnya.

Selanjutnya, ia mengatakan, faktor lain yang menyebabkan kurangnya pemberitaan mengenai AFTA dan AEC adalah karena banyak jurnalis Indonesia yang berpikir bahwa AFTA merupakan hal yang dapat berdampak buruk bagi Indonesia.

"Ada mind set (pola pikir) bahwa AFTA hanya akan menjadikan Indonesia sebagai objek ekonomi dari negara-negara lain maka kita lari dari AFTA karena merasa tidak siap. Tetapi, apakah betul AFTA itu pasti berdampak negatif bagi Indonesia?" tukasnya.

Ia berpendapat masyarakat Indonesia bagaimanapun harus siap menghadapi AFTA dan AEC pada 2015 dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin dan melihat era tersebut sebagai peluang bagi Indonesia untuk melakukan ekspansi.

Pewarta: Yuni Arisandy
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2014