Anda bisa tanya ke sektor usaha kita bahwa mereka kalau melihat pasar ASEAN itu, seperti melihat pasar domestik karena tarifnya sudah nol."
Jakarta (ANTARA News) - Menteri Perdagangan (Mendag), Mari Elka Pangestu, menilai bahwa pasar tunggal di kawasan perhimpunan bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sebenarnya sudah terlaksana sejak 2002.

"Kalau dari segi pasar, pasar tunggal itu sebetulnya sudah terimplementasi sejak tahun 2002. Saat ini beranjak ke tahap berikutnya dalam rangka Masyarakat Ekonomi ASEAN," kata Mari E Pangestu di Gedung Kantor Menko Perekonomian Jakarta, Senin.

Ia menyebutkan, tarif bea masuk 99 persen di antara negara-negara ASEAN sudah berada dalam posisi nol, sehingga tidak ada lagi hambatan perdagangan.

"Jadi, pasar tunggal ASEAN itu sudah jalan. Anda bisa tanya ke sektor usaha kita bahwa mereka kalau melihat pasar ASEAN itu, seperti melihat pasar domestik karena tarifnya sudah nol," katanya.

Menurut dia, saat ini negara-negara ASEAN dalam tahap selanjutnya dalam rangka mencapai Masyarakat Ekonomi ASEAN antara lain menyangkut isu standarisasi dan investasi.

Menyangkut keketuaan di ASEAN, menurut Mari, yang dilakukan Indonesia adalah menciptakan ASEAN yang lebih seimbang dan mengurangi disparitas antar negara ASEAN.

Untuk Indonesia sebagai negara besar maka yang dilakukan adalah menguransi kesenjangan antar wilayah dan antar kelompok usaha yang ada.

"Itu berarti kita harus punya program yang mengikutsertakan lebih banyak masyarakat kita dalam menikmati benefit keberadaan ASEAN, seperti pembiayaan dalam berbagai hal untuk UKM," katanya.

Ia menyebutkan, adanya kesenjangan tidak bisa dilihat dari produk masing-masing negara ataupun sektor-sektor usahanya, namun harus dilihat dari perkembangan ekonominya.

"Anda bisa lihat Laos dan Myanmar mungkin yang paling `underdeveloped` dibanding Singapura. Ini sudah menunjukkan disparitas karena memang tingkat pembangunannya lain-lain," katanya.

Menurut dia, ketimpangan pertumbuhan antar negara harus dicegah, sehingga tidak ada satu negara yang tumbuh sangat pesat sementara lainnya sangat lamban.

"Tujuan dari integrasi ekonomi adalah bagaimana gap diperkecil, ini benefit dari integrasi ekonomi. Ini yang harus dikejar," katanya.
(T.A039/A027)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011