Surabaya (ANTARA News) - Seekor Anoa jantan bernama Happy, salah satu satwa koleksi Kebun Binatang Surabaya (KBS) ditemukan mati di kandangnya karena diduga faktor usia yang sudah tua.

"Dugaannya memang karena faktor usia. Anoa ini umurnya 19 tahun, sedangkan Anoa pada umumnya bertahan hidup di kisaran usia 20 tahun," ujar Humas Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) KBS, Agus Supangkat, di Surabaya, Rabu.

Satwa dengan nama latin Bubalus Depressicornis tersebut juga masuk dalam daftar pengawasan dokter hewan setempat karena sudah menderita sakit sejak sebulan ini. Untuk memastikan penyebabnya, tim dokter juga melakukan otopsi.

"Otopsi penting dilakukan untuk mengetahui penyebabnya. Tapi, dugaannya memang usia karena sudah tua. Apalagi, sudah sebulan ini dia merupakan salah satu satwa pengawasan dan masuk ruang karantina," kata dia.

Dengan matinya Happy, kata Agus, maka anoa koleksi KBS tersisa lima ekor, terdiri dari satu jantan, tiga betina dan satu masih anakan.

Sementara itu, kematian satwa yang disebut juga kerbau kecil tersebut maka menambah panjang daftar kematian satwa di kebun bintang tertua di Indonesia tersebut.

Sejak awal Januari 2014, sudah 10 satwa mati, antara lain Gnu, Singa, Kambing Gunung, Rusa, dua ekor Kijang, Komodo, Babon, Sapi Afrika dan Anoa.

Terakhir, dua ekor satwa koleksi KBS, yakni Babon dan Sapi Afrika ditemukan mati di kandangnya. Babon berjenis kelamin betina mati pada Kamis (20/2) sekitar pukul 02.58 WIB, sedangkan Sapi Afrika ditemukan mati keesokan harinya sekitar pukul 07.00 WIB.

Sebelum mati kedua satwa itu sempat sakit dan menjalani perawatan di balai karantina. Saat dirawat itu, kedua satwa tersebut mendapatkan pengawasan selama 24 jam.

Hasil otopsi, Sapi Afrika bernama Nike, diketahui kematiannya karena gangguan fungsi sendi dan fungsi paru-parunya rusak. Sedangkan Babon, mengalami gangguan hati dan limpa. Satwa sebangsa kera ini sebelumnya sudah enam minggu menjalani perawatan.

Kematian satwa ini merupakan bagian dari 84 ekor satwa KBS yang dalam kondisi kritis. Sebelumnya, pihak PDTS KBS merilis bahwa ada sebanyak 44 ekor satwa mengalami sakit parah dan cacat, sehingga mereka harus dilokalisasi untuk mendapat pengawasan serius.

Sisanya, 40 ekor satwa usianya sudah tua, di antaranya, gajah, usia 24 tahun, berjenis kelamin betina yang matanya juling. Kondisi yang sama juga ditemukan pada Singa. Kemudian, ada lagi sekitar 33 ekor burung yang kondisinya sudah tua, sakit dan cacat.

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014