Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antar-bank Jakarta, Rabu pagi, melemah hingga menembus level Rp9.150 per dolar AS menjadi Rp9.155/9.160 dibanding posisi penutupan hari sebelumnya pada level Rp9.140/9.152 atau turun 15 poin. "Turunnya rupiah terutama disebabkan pelaku pasar masih memburu dolar AS, meski mata uang asing itu terhadap yen melemah," kata Analis Valas PT Bank Saudara, Yusuf, di Jakarta, Rabu. Dia mengatakan pelaku pasar mengindahkan faktor positif eksternal dengan terus memburu dolar AS, sehingga mata uang lokal itu terkoreksi meski harga saham regional meningkat akibat membaiknya bursa Wall Street. "Rupiah sebenarnya berpeluang untuk menguat, namun pelaku pasar masih khawatir dengan gejolak yang terjadi di pasar regional, sehingga posisinya terpuruk terhadap dolar AS," katanya. Mengenai kenaikan yen, menurut dia, karena bank sentral Jepang (BOJ) akan menaikkan tingkat suku bunga, setelah pertumbuhan ekonomi Jepang cenderung melemah. Namun isu positif dengan menguat yen dan pasar saham Asia belum mendorong rupiah menguat, bahkan terus tertekan hingga menembus level Rp9.150 per dolar AS, katanya. Rupiah, menurut dia, masih sulit untuk segera menyesuaikan diri dengan isu positif dari eksternal, karena permintaan pelaku terhadap supply dan demand memegang peranan paling penting. ` Kami masih optimis pasar akan mendukung rupiah melihat indikator ekonomi makro Indonesia kian membaik seperti laju inflasi yang terus rendah dan kecenderungan tingkat suku bunga BI Rate dan Perbankan turun akan memicu ekonomi nasional makin berkembang," katanya. Dia mengemukakan kenaikan yen terhadap dolar AS, karena ada tanda-tanda bahwa BOJ akan kembali menaikkan suku bunganya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Jepang dan inflasi yang terkendali. Kondisi ini juga memicu indeks harga saham Nikkei, Jepang naik 1,54 persen, indeks Kospi, Korea Selatan menguat 1,03 persen dan indeks SP/ASX 200, Australia naik 0,77 persen, tuturnya. Kenaikan yen agak tertahan oleh keluarnya data ekonomi Jepang yang melemah, ujarnya. Meski demikian, yen mendapat dukungan dari pertemuan Menteri Keuangan negara-negara Industri Maju (G7) di Singapura yang akan membahas mata uang Jepang itu yang beberapa waktu lalu terpuruk. (*)

Copyright © ANTARA 2006