Trennya menunjukkan pertumbuhan pasar valas akan mencapai lima persen dari tahun ke tahun dalam lima tahun mendatang
Jakarta (ANTARA News) - Investasi di sektor keuangan termasuk valuta asing (valas) pada 2014 tampaknya akan kembali bergairah seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia selama tahun politik yang diproyeksikan pada kisaran 5,8 hingga 6,2 persen.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Bank Indonesia (BI) itu sedikit di atas realisasi pertumbuhan ekonomi 2013 yang mencapai 5,78 persen sementara tingkat inflasi mencapai 8,38 persen.

Sementara untuk target laju inflasi pada 2014, pemerintah menetapkan sebesar 5,5 persen meskipun laju inflasi Januari 2014 telah mencapai 1,07 persen.

Kondisi makro ekonomi Indonesia itu yang diikuti proyeksi politik dan keamanan menjelang penyelenggaraan Pemilihan Umum 2014 itu pada gilirannya akan mempengaruhi sejumlah investor dalam menanamkan modalnya.

Sebagian pengamat ekonomi dan pengamat politik memperkirakan tahun pemilu akan cenderung berdampak negatif terhadap perekonomian termasuk mempengaruhi jumlah dan nilai investasi portofolio.

Ketua Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Darmin Nasution memperkirakan perekonomian Indonesia pada 2014 tidak banyak mengalami perbaikan.

Darmin mengatakan kondisi pemilu mendatangkan sisi positif dan negatif. "Negatifnya, investor menunggu dan melihat. Siapa mau cari gara-gara, tunggu saja pemilu lewat," kata Darmin.

Peneliti senior Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Siti Zuhro mengatakan isu-isu krusial yang mungkin muncul pada tahun pemilu adalah konflik.

"Dari perspektif politik, kebijakan politik pemimpin akan berpengaruh terhadap aktivitas dunia usaha. Peraturan yang jelas dan mengikat akan memberikan kejelasan dan mengikat pula bagi dunia usaha. Regulasi yang probisnis akan menciptakan peluang positif dan memberikan kenyaman bagi dunia usaha," kata Siti.

Sementara, pengamat ekonomi-politik Universitas Indonesia (UI) Faisal Basri mengatakan tahun pemilu lebih berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi nasional terutama jika calon petahana atau partai petahana kembali berlaga dalam pemilu.

"Mengapa orang harus merasa lebih tercekam di tahun pemilu? Kecuali jika Anda di Thailand, Mesir atau Bangladesh. Di Indonesia, tidak ada setitik darah pun menetes karena pemilu. Kalau pun ada itu karena jatuh dari truk atau dari atap metro mini yang merupakan kecelakaan lalu lintas," kata Faisal.

Ia mengatakan faktor-faktor politik akan semakin renggang pengaruhnya terhadap makro ekonomi jika dilihat dari data-data ekonomi pada setiap tahun penyelenggaraan pemilihan umum di Indonesia.

"Kenyataannya, pertumbuhan ekonomi pada tahun-tahun pemilu justru naik dibanding tahun sebelumnya. Kecuali pada 2009 karena pengaruh krisis global, kita tumbuh 4,6 persen," kata Faisal.



Perdagangan Valas

Mengacu pada pendapat Faisal Basri dan proyeksi pertumbuhan ekonomi pemerintah serta BI selama 2014, investasi sektor keuangan selama tahun pemilu bukan lantas menjadi menakutkan meski risiko-risiko investasi tetap ada di dalamnya.

Salah satu pilihan investasi sektor keuangan pada tahun politik bagi investor dengan profil risiko agresif, yaitu mampu menanggung kerugian sekaligus keuntungan besar dalam waktu singkat, adalah perdagangan valas atau foreign exchange (forex).

Kepala Pemasaran dan Hubungan Investor PT Askap Futures, Rizki Bastari mengatakan situasi keamanan dalam negeri dan kebijakan politik Pemerintah Indonesia memang mempengaruhi minat investor perdagangan valas untuk bertransaksi.

"Situasi tempat transaksinya yang justru diperhatikan pasar, yaitu di dalam negeri, dan bukan soal situasi tempat produk itu berada," kata Rizki.

Dari perspektif pialang (broker) valas, Rizki mengatakan gangguan keamanan, kebijakan politik yang memicu konflik dan bencana di Indonesia, akan menyebabkan volume transaksi valas menjadi turun dan investor akan lebih bersikap menunggu.

"Kami belum memproyeksikan pengaruh Pemilu 2014 terhadap transaksi valas. Tapi jika investor percaya pemilu akan berlangsung panas, mereka akan lebih menahan dana dan bersikap wait and see," kata Rizki.

Ia mengatakan pasar valas di Indonesia dalam dua bulan pertama 2014 menunjukkan gairah meski sempat diwarnai penurunan jumlah transaksi ketika terjadi bencana di Ibukota Jakarta dan sejumlah daerah.

PT Askap Futures yang mengacu berbagai sumber, mencatat nilai transaksi valas interbank di Indonesia mencapai 400 juta dolar AS hingga 500 juta dolar AS per hari.

Dari jumlah akun pedagang valas, terdapat 350.000 sampai 400.000 akun traderforex di Indonesia dengan jumlah trader forex yang aktif mencapai 75.000.

Volume perdagangan valas di Indonesia mencapai 750 juta lot hingga 1,25 miliar lot (unit transaksi) per hari.

"Trennya menunjukkan pertumbuhan pasar valas akan mencapai lima persen dari tahun ke tahun dalam lima tahun mendatang," kata Rizki.



Tantangan Investasi Valas

Perkembangan industri perdagangan valas di Indonesia, menurut Rizki, tidak selalu mulus sebagaimana data-data statistik karena masih muncul anggapan judi dalam masyarakat terhadap perdagangan valas.

Rizki menjelaskan penilaian itu dilatarbelakangi kasus-kasus kehilangan dana dalam jumlah besar saat investor pemula mulai jual-beli valas. Sementara, pialang tidak memberikan pemahaman cukup tentang risiko dan mekanisme transaksi valas.

"Pada Desember 2013, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) meluncurkan minilot yang membuat investasi valas semakin diminati hanya bermodal Rp5 juta," kata Rizki.

Rizki mengatakan persoalan kehilangan dana muncul saat para investor pemula hanya diiming-imingi keuntungan besar oleh para pemasar di perusahaan pialang valas, tanpa mendapat penjelasan risikonya.

"Prinsip pertama untuk menghindari penipuan transaksi valas yaitu jangan tergiur dengan janji pendapatan tetap. Ini investasi, dimana pun dan dalam bentuk apa pun yang namanya investasi itu bisa untung dan rugi. Jadi tidak tetap," ujar Rizki.

Kedua, lanjut Rizki, investor pemula sebaiknya tidak menyerahkan akun transaksi kepada pihak yang mengaku dapat mendatangkan profit besar.

"Padahal dalam investasi valas, investor perlu fokus penuh dan jeli dalam melihat pergerakan pasar dan yakin saat mengambil keputusan. Sebagaimana investasi lainnya, kita perlu kenali dan pahami agar bisa menikmati hasilnya," kata Rizki.

Di sisi lain, pialang valas dan sejumlah investor valas mengharapkan pengenaan pajak atas perolehan investor yang telah menikmati hasil dari perdagangan itu.

Investor valas yang juga Direktur Utama PT Astronacci International, Gema Goeyardi mengaku akan mengatakan perolehan dana dari transaksi valas jika diminta keterangan oleh pihak bank tempat dana itu ditransfer.

"Karena selama ini pendapatan dari perdagangan valas tidak dikenakan pajak sehingga seakan-akan industri ini termasuk industri ilegal," kata Gema.

Gema mengatakan sejumlah investor yang bersedia membayar pajak penghasilan dari perdagangan valas ingin berkontribusi kepada pendapatan negara mengingat potensi pajaknya tinggi.

Terkait mekanisme dan prinsip perdagangan valas, Gema menyampaikan tiga prinsip yang harus diperhatikan investor valas, yaitu pertandingan mental, penggunaan dana khusus investasi dan penentuan waktu transaksi.

"Cara membalas kekalahan transaksi ketika kita kehilangan dana bukan dengan terus-terusan menambah volume transaksi seketika itu, tapi dengan menambah pengetahuan kita tentang perdagangan valas," kata Gema. 

Oleh Imam Santoso
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2014