Jakarta (ANTARA News) - PT Pertamina (Persero) mengungkapkan, harga bahan bakar minyak (BBM) industri periode Oktober 2006 kemungkinan bisa turun apabila kecenderungan turunnya harga minyak dunia terus berlanjut. Kepala Divisi BBM Pertamina Djaelani Sutomo kepada ANTARA News di Jakarta, Kamis, mengatakan, pihaknya akan melihat kecenderungan penurunan harga minyak dunia dalam sebulan terakhir ini, sebelum menentukan harga BBM industri. Dalam menentukan harga minyak Oktober tersebut, Pertamina akan melihat kecenderungan harga minyak Mid Oil Platt`s Singapore (MOPS) pada periode 15 Agustus hingga 15 September 2006. "Jadi, kalau dalam kurun waktu itu harga minyak dunia tetap turun, maka bisa saja BBM industri bulan Oktober juga akan turun," ujarnya. Pada Rabu (13/9), harga minyak mentah jenis light sweet pengiriman Oktober di New York tercatat 63,97 dolar AS per barel dan jenis brent north sea 62,99 dolar per barel. Harga minyak tersebut turun jauh dibandingkan pertengahan Juli 2006 yang tercatat 78,4 dolar per barel. Selain harga minyak dunia, kata Djaelani, harga BBM industri ditentukan kurs rupiah terhadap dolar AS. Pada dua bulan terakhir ini harga BBM industri tidak mengalami perubahan yang signifikan karena harga MOPS dan kurs juga hanya berubah sedikit. Harga MOPS Agustus 2006 hanya naik 0,2-3,6 persen dibanding periode sebelumnya serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hanya menguat 1,22 persen. Sedang MOPS pada periode Juli 2006 turun 2,7 persen dibanding periode sebelumnya serta nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang cenderung menguat. Harga solar industri Pertamina periode September 2006 adalah Rp6.290 per liter atau lebih rendah daripada Agustus yang mencapai Rp6.321 per liter. Pertamina menargetkan penjualan BBM industri tahun 2006 mencapai 21 juta kiloliter sedang BBM bersubsidi sekitar 37-38 juta kiloliter.(*)

Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2006