Menurut dia, Kepengurusan PB PBSI telah membuktikan hal itu. "Sejak menjabat ketua PBSI saya memberlakukan ini, tidak terima bantuan dari Pemerintah, BUMN, bahkan induk olahraga KONI," kata Gita seusai melantik pengurus PBSI Kota Cilegon di Gedung Asa Sport Center kota Cilegon, Sabtu, seperti dikutip dalam siaran pers.
Gita menyatakan sebuah cabang olahraga jika dikelola profesional dan transparan, maka otomatis bantuan pasti akan datang dengan sendirinya.
"Dulu anggaran awal PBSI Rp30 miliar, lalu saya tingkatkan menjadi minimal Rp90 miliar dan tahun ini Rp120 miliar dan alhamdulillah itu dana dari pihak sponsor," kata mantan Menteri Perdagangan itu.
Dia mengatakan pengelolaan anggaran yang akuntabel juga diikuti dengan pembinaan dan kaderisasi pengurus serta atlet.
"Saya sadar jika potensi yang baik tidak diasah oleh pisau yang tajam maka tidak memberi hasil maksimal," kata Gita.
Atas dasar itu maka Gita merekrut Rexy Mainaky untuk mengurus pembinaan prestasi dan Basri Yusuf untuk kaderisasi.
"Tugas mereka mencetak juara. Tidak usah mikirin yang lain. Semua kebutuhannya dipersiapkan oleh bidang lain," terang Gita.
Alhasil, lanjut dia, sejumlah prestasi mulai tampak antara lain dua gelar juara dunia di Guangzhou Cina setelah tujuh tahun minus gelar, satu All England, dan prestasi di ajang Sea Games juga.
"Atlet kita sekarang betul-betul tampil all out di semua turnamen, karena sponsor yang cukup besar untuk jaminan kesejahteraan. Waktu itu saya pernah sodorkan 73 pemain ke sponsor, dan saya persilahkan pilih mana yang pas untuk disponsori," kata Gita.
Dia mencontohkan salah satu bukti tingginya prestasi turut meningkatkan kesejahteraan, seperti dialami pasangan Ganda Putra Hendra/Ahsan yang memperoleh penghargaan Most Valuable Player (MVP) dan meraih Rp1 miliar.
Kedepan Gita yakin cabang olahraga lain juga bisa lebih berpestasi dengan membenahi kepengurusan yang dilandasi semangat profesional.
Pelantikan pengurus PBSI Kota Cilegon yang diketuai Tb Budi Darmawan dihadiri Walikota TB Iman Aryadi, Ketua Pengprov PBSI Banten Chandra Angriawan dan aktivis perempuan Tatyana Sutara.
Pewarta: Rangga
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2014
