Bogor, 14/9 (ANTARA) - Meskipun berjulukan "kota hujan", namun selama musim kemarau saat ini, kawasan Bogor dan sekitarnya juga merasakan dampak yang hampir sama dengan daerah lain di Indonesia yang dilanda kekeringan, yakni ditandai dengan matinya tanaman dan cuaca yang sangat panas. Malahan, BMG Stasiun Klimatologi Darmaga, mencatat temperatur udara saat ini mencapai 34,8 derajat Celsius, sehingga cuaca sangat panas dirasakan dalam beberapa pekan terakhir ini oleh masyarakat Bogor, padahal tahun lalu rata-rata hanya mencapai 32 derajat Celcius. Namun, guyuran hujan sesaat yang terjadi pada Kamis petang, yakni mulai pukul 16:30 WIB hingga memasuki waktu Maghrib, cukup memberikan suasana dingin bagi wilayah Bogor dan sekitarnya, karena mampu membasahi berbagai rerumputan yang selama musim kemarau ini banyak berwarna kuning karena kekeringan. Tanda-tanda akan turun hujan mulai terlihat Kamis sore sekitar pukul 16:15 WIB, yakni munculnya mendung berwarna hitam pekat, dan tak lama kemudian, dengan diselingi sambaran kilat, hujan rintik-rintik mulai mengguyur. Rintik hujan itu lalu bertambah menjadi hujan cukup lebat, dan langsung diikuti oleh gelegar sambaran petir ditengah-tengah suasana awan hitam. Dari pantauan di kawasan perbatasan Kecamatan Rancabungur menuju Semplak di Kabupaten Bogor hingga memasuki kawasan pertigaan Pangkalan TNI-AU (Lanud) Atang Sendjaja (ATS) yang mengarah ke Kota Bogor, hujan cukup lebat itu membasahi ruas jalan di sepanjang jalur tersebut. "Lumayah lan, walaupun hujan sebentar, tapi suasana jadi teduh," kata Wawan, warga Semplak yang sempat berteduh di pertokoan menuju redanya hujan. Terpaan angin yang sempat mewarnai saat turun hujan, juga sempat membuat dahan dan ranting di sepanjang jalan di Cilendek, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, runtuh dan berserakan di tengah dan pinggir jalan. (*)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2006