Jakarta (ANTARA News) - Beberapa jam sebelum Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 dijadwalkan berangkat Sabtu pekan lalu, seorang perempuan AS men-tweet rekan sekerjanya yang sedang dalam perjalanan dinas.

Si perempuan bilang pada rekan kerjanya yang seorang pria itu bahwa dia tidak enak badan karena terlalu keras bekerja.

Entah kenapa si pria tampaknya menjadi kendor semangat kerjanya sehingga ketinggalan pesawat berjadwal terbang Kuala Lumpur - Beijing yang kemudian dikabarkan hilang bersama 239 penumpang dan awak di dalamnya.

Kemudian perasaan cemas dan lega berbaur pada kedua orang ini di Twitter.

Kantor berita Reuters tak mengonfirmasi apakah si pria yang berakun Twitter @KaidenDL itu memang sudah terdaftar sebagai penumpang MH370, namun si wanita bernama Cylithria Dubois mengirimkan email kepada Reuters bahwa Kaiden adalah "kekasih sekaligus rekan kerjanya".

"Saya sangat kecewa pada perhatian yang Kaiden dan saya berikan untuk kami sendiri melalui tweet-tweet kami," tulis Dubois dalam emailnya. "Pada saat ketika fokus perhatian tertuju pada penumpang pesawat naas itu dan keluarga korban, saya menjadi merasa tolol membicarakan itu semua (berbalas tweet dengan Kaiden)."

Dubois yang memiliki akun Twitter @cylithria, melepaskan serangkaian pesan bernada cemas Sabtu lalu mengenai pesawat hilang itu dan betapa dia tidak bisa mengontak Kaiden.

Tapi 90 menit kemudian sang kekasih yang rekan kerjanya itu menjawab, "@Cylithria tak bisa menghubungimu lewat telepon. Kami ketinggalan penerbangan itu. Rory dan saya baik-baik saja, RIA. Saya TIDAK DI PENERBANGAN ITU RIA. SAYA BAIK-BAIK SAJA."

Kaiden tidak menjawab pertanyaan Reuters, namun dalam posting Twitter-nya dia mengaku marah pada kekasihnya itu karena "dia (Dubois) sakit sehingga saya harus menggantikan tugasnya. Saya sedang mengerjakan itu, saya ketinggalan penerbangan ke China. Tambah kesal saja".

Tapi, menurut Reuters, setelah mendapatkan kabar pesawat itu hilang Kaiden berbalik men-tweet, "Puji Tuhan kami tidak berada di penerbangan itu".

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014