Jakarta (ANTARA News) - Pencarian pesawat Malaysia Airlines nomor penerbangan MH370 diperluas ke Samudera Hindia atau di wilayah yang bukan rute terbangnya --Kuala Lumpur-Beijing-- yang arahnya ke timur laut Malaysia, sedangkan Samudera Hindia ada di sebelah barat Malaysia.

CNN, dalam laporannya hari ini, bertanya "Mengapa pencarian diperluas, bukan malah dipersempit?"

Informasi terbaru dari para pejabat AS menyebutkan ada petunjuk pesawat hilang itu terbang berjam-jam setelah data transponder (pengirim dan penerima sinyal) terakhir terbaca.

Pihak berwenang Malaysia menyatakan memiliki beberapa sinyal "ping" dari sistem data pesawat yang disebut ACARS (Aircraft Communications Addressing and Reporting System) yang dikirimkan ke satelit-satelit dalam empat atau lima jam setelah sinyal transponder terakhir pesawat itu dan arahnya ke Samudera Hindia, kata seorang pejabat AS kepada CNN.

Informasi ini didukung data radar dan kapasitas bahan bakar pesawat itu yang memungkinkan pesawat mampu terbang sampai Samudera Hindia yang berbalikan dari arah rutenya.

Pejabat AS itu mengatakan pesawat tersebut mungkin kini sudah berada di dalam dasar Samudera Hindia.

Informasi baru ini mendorong operasi kapal perang Amerika Serikat USS Kidd digeser ke Samudera Hindia untuk memulai pencarian di wilayah ini, kata sang pejabat.

Menurut komandan kapal perusak AS ini, Kolonel William Marks dari Armada VII AS, kapalnya tidak tiba-tiba ke Samudera Hindia tanpa ada permintaan.

"Ini adalah permintaan Pemerintah Malaysia. Mereka meminta Angkatan Laut (AS) untuk menggeser kapal kami ke barat ke Selat Malaka," kata Marks.

Dia mengatakan memindahkan pencarian ke Samudera Hindia sama dengan pindah dari papan catur ke lapangan sepakbola.

Menurut dia, Samudera Hindia adalah samudera terluas ketiga di dunia yang banyak sudutnya jauh lebih dalam dibandingkan wilayah-wilayah di Laut China Selatan di mana pencarian dipusatkan.

"Ini sungguh permainan baru. Kini kami harus menyiapkan strategi dan taktik baru," kata Marks.

Masalahnya, Kamis kemarin Pemerintah Malaysia membantah laporan  Wall Street Journal bahwa pesawat hilang itu mengirimkan data setelah sinyal transponder terakhir tertangkap.

Namun para penyelidik AS menegaskan informasi dari sistem data pesawat terus didalami demi penyelidikan.

Menurut seorang pejabat senior AS, para analis dari intelijen AS, Badan Penerbangan AS (FAA) dan Dewan Keselamatan Transportasi Nasional AS (NTSB) menyimpulkan bahwa beberapa tanda "ping" kemungkinan besar adalah dari MH370.

Para pejabat AS mengatakan ada alasan untuk mempercayai bahwa pesawat telah terbang berjam-jam, namun tidak ada petunjuk khusus di mana pesawat hilang itu berada. Sementara ini menunjuk Samudera Hindia.

Namun masih ada masalah bahwa rambu darurat pada pesawat yang berfungsi mengirimkan data mengenai tumbukan kemungkinan tidak dalam keadaan mati.

Rambu disebut Emergency Locator Transmitters ini secara otomatis aktif ketika pesawat menumbuk permukaan air, baik air laut maupun air tawar, namun semestinya berada di permukaan untuk mengirimkan sinyal "distress".

Gagal aktifnya rambu darurat tersebut berarti pesawat tidak mengalami kecelakaan (crash) atau pemancar tidak berfungsi atau berada di bawah air.

Mary Schiavo, mantan inspektur jenderal Departemen Perhubungan AS, mengatakan kendati belum jelas benar informasi yang terakhir itu, pihak berwenang tetap tidak punya pilihan selain mempertimbangkannya.

"Saya kira mengingat ini menyangkut sejumlah informasi, entah itu dipercaya atau tidak, kita harus meresponnya," kata dia.

Informasi lebih rinci lainnya muncul Kamis kemarin ketika pihak berwenang Malaysia mengatakan dua sistem komunikasi terpisah pada pesawat itu berhenti berfungsi 14 menit setelah komunikasi terakhir dari pesawat itu.

Malaysia mengatakan sistem pelaporan data pada pesawat hilang itu mati pada pukul 1.07 Sabtu dini hari, sedangkan transponder yang mengirim lokasi dan ketinggian mati pada pukul 1.21 Sabtu dini hari.

"Ini adalah awal untuk mengatakan semestinya ini ada semacam aksi kesengajaan, bukan kerusakan yang katastropik," kata analis penerbangan John Nance.

Pihak penyelidik tidak mau mengesampingkan kemungkinan pesawat hilang itu terbang berjam-jam, karena kurangnya bukti membuat semua opsi harus dipertimbangkan.

Jika pesawat jet terbang sampai empat jam, maka itu sama dengan pesawat itu terbang ribuan mil di luar area yang saat ini ditelusuri.

Namun seorang pengamat industri penerbangan meragukan laporan itu, bahkan sebelum pemerintah Malaysia membantah klaim itu.

"Saya kira ini amat sangat sulit dipercaya," kata Tom Ballantyne, kepala koresponden majalah Orient Aviation. "Bahwa pesawat ini terbang selama empat jam setelah hilang dan tidak tertangkap oleh radar siapa pun serta tak terlihat oleh siapa pun, ini hampir tak bisa dipercaya."

Alhasil, misteri yang menyelimuti hilangnya MH370 pun semakin gelap.

sumber: CNN.com

baca juga
MH370 sengaja terbang menyimpang dari rutenya
Malaysia selidiki kemungkinan transponder MH370 dimatikan

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2014